Satu Warga Kabupaten TTS-NTT Tewas Pasca Digigit Anjing

digtara.com – Setelah daratan Flores, kini Rabies menyerang daratan Timor, NTT.
Baca Juga:
Balai Veteriner Denpasar Bali mengumumkan hasil sampel organ anjing yang dikirim Dinas Peternakan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) positif rabies.
Sebelumnya, seorang warga Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten TTS berinisial AB (45) dilaporkan tewas usai digigit anjing. Sampel organ anjing pun dikirim ke Balai Veteriner Denpasar Bali dan hasilnya positif rabies.
Baca: Dana Pengaman Bagi Pasien Tidak Mampu di RSUD WZ Yohanes Kupang Dihapus Pemprov NTT
Wakil Bupati TTS Johny Army Konay mengatakan, seluruh Forkopimda dan unsur terkait segera menggelar rapat pada Selasa (30/5/2023).
Rapat yang akan dipimpin Bupati TTS Epy Tahun dilakukan untuk membahas secara bersama langkah penanganan kedepan, karena merupakan kejadian pertama.
Menurut Johny Army Konay, hasil pemantauan Dinas Peternakan dan pengambilan sampel otak ternak anjing sakit milik tetangga korban, diketahui hasil uji Flourescet Antibody Technique (FAT) dan Polymerase Chain Reaction (PCR) dinyatakan positif rabies.
“Ini kejadian pertama kali di Kabupaten TTS. Saya imbau seluruh masyarakat agar waspada terhadap hewan peliharaan pembawa virus rabies. Kalo bisa dirantai atau dikandangkan,” kata Johny Army Konay, Selasa (30/5/2023).
Menurutnya, Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan Kabupaten TTS telah mempersiapkan langkah-langkah penanganan.
“Mulai hari ini dinas terkait di TTS telah siaga, sambil menunggu petunjuk pimpinan petunjuk pimpinan untuk mengadakan rapat besok pagi, bersama dinas terkait dan unsur Forkopimda,” tutup Johny Army Konay.
Sebelumnya, seorang bocah laki-laki asal Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Soni (4) digigit anjing rabies pada Senin (24/4/2023) lalu.
Setelah dirawat dan disuntik vaksin anti rabies di RS TC Hilers Maumere, bocah malang ini dinyatakan meninggal dunia.
Sekretaris Komite Anti Rabies Flores Lembata Asep Purnama dalam keterangan tertulisnya mengatakan, otak anjing yang menggigit bocah itu dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, dan hasilnya menunjukkan positif rabies.
Menurutnya, sejak pandemi Covid-19, cakupan imunisasi rabies untuk anjing HPR (Hewan Penular Rabies) di Flores Lembata sangat rendah, bahkan ketersediaan vaksin rabies sangat terbatas.
Tingginya anjing yang tertular rabies di Kabupaten Sikka dan Flores Lembata pada umumnya, perlu mendapatkan solusi segera.
Jika tidak, maka korban manusia meninggal karena rabies akan terus bertambah.
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami diĀ Google News
Satu Warga Kabupaten TTS-NTT Tewas Pasca digigit Anjing

Terinfeksi Virus Rabies, Anjing Peliharaan Warga di Kupang Dimusnahkan

Cegah Rabies, Anjing Milik Warga Kota Kupang Divaksin Massal

Lima Warga Jadi Korban, Anjing Diduga Rabies Dikandangkan

Lima Warga Amfoang-Kupang Jadi Korban Gigitan Anjing Rabies, Polisi Turun Tangan

Cegah Rabies, Puluhan Ekor Anjing di Kota Kupang Divaksin
