Nekat Mandi di Pantai Walau Tanpa Izin Ibunya, Bocah SD di Kabupaten Sikka Ditemukan Tewas

digtara.com - Aprilino AS, siswa kelas III sekolah dasar di Kabupaten Sikka, NTT tewas di pantai saat berenang pada Rabu (5/3/2025) petang.

Baca Juga:

• Tunggu Air Laut Pasang, Bangkai Paus Sepanjang 21 Meter di Pantai Wini-TTU Segera Dievakuasi Untuk Dikuburkan
• Patroli Dialogis ke Pasar, Polsek Pantai Baru Ingatkan Warga Hindari Judi
• Satu Pekan Pencarian, Tim SAR Gabungan di Sikka-NTT Temukan Nenek Thomasine dalam Keadaan Meninggal

Aprilino yang juga warga Duadetor, Desa Seusina, Kecamatan Kewapante, kabupaten Sikka tenggelam di Pantai Harapan Jaya Krokowolon, Desa Waiara. Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka.

Kasubsi PIDM Humas Polres Sikka, Ipda Yermi Soludale yang dikonfirmasi pada Kamis (6/3/2025) membenarkan hal tersebut.

"Korban tenggelam pada Rabu 5 Maret 2025 sekitar pukul 15.20 wita saat mandi air laut di Pantai Harapan Jaya Krokowolon, desa Waiara, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka," ujarnya.

Sekitar pukul 14.00 wita, korban bersama delapan orang temannya dari Kampung watu wekak, desa Heo Puat, Kecamatan Kewapante pergi ke pantai Harapan Jaya Krokowolon untuk mandi laut.

Blasius Dokubani (17), rekan korban sempat melarang korban untuk ikut ke pantai, namun korban tetap mau ikut ke pantai.

Kepada rekan-rekannya, korban mengakui bahwa ibu nya sudah mengizinkan untuk ikut ke pantai.

Saat tiba di pantai, korban dan para rekannya mandi laut bersama-sama. Setengah jam kemudian, rekan korban tidak lagi melihat korban dan korban pun hilang.

Rekan korban berusaha mencari korban berpikir dan awalnya berpikir kalau korban sedang buang air besar di sekitar daratan.

Mereka mencoba memanggil nama korban dan berusaha mencari di darat tapi tidak menemukan korban.

Blasius Dokubani mencoba menyelam ke dasar laut. Blasius melihat korban sudah tenggelam di dasar sehingga ia berteriak memanggil teman - teman yang lain dan mengabarkan kalau korban sudah tenggelam.

Blasius pun mengangkat tubuh korban dari dalam laut ke darat untuk diberikan pertolongan. Lalu Kristoforus Kurniyanto yang juga paman korban berusaha menekan - nekan perut korban.

Korban sempat mengeluarkan air dan busa kurang lebih sekitar 1 menit pasca perutnya ditekan.

para rekan korban kemudian membawa korban ke IGD Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante, Kabupaten Sikka.

Saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga, dr. Diana, korban dinyatakan sudah tidak bernyawa lagi. Saat itu juga pihak Rumah sakit St Gabriel Kewapante langsung menghubungi keluarga korban.

Polisi yang menerima laporan tersebut langsung ke lokasi kejadian untuk mengamankan tempat kejadian perkara dan memeriksa rekan korban.

Menurut keterangan rekan korban bahwa sepengetahuan mereka, korban tidak bisa berenang sehingga mereka sempat melarang korban untuk ikut ke pantai.

Ayah kandung korban diketahui sedang bekerja di Kalimantan dan korban tinggal bersama dengan ibunya.

Sebelum kejadian, korban bersama dengan ibunya berada di rumah saudaranya Kristoforus Kurniyanto (paman korban) yang saat itu hendak bersama-sama pergi mandi laut.

Rekan korban pun mengakui kalau mereka tidak melihat korban tenggelam namun baru menyadari setengah jam kemudian saat korban tidak kelihatan.

Pihak keluarga ikhlas menerima kematian korban dan menolak untuk dilakukan otopsi. Keluarga menganggap kejadian tersebut sebagai musibah dan membuatkan surat penolakan otopsi.