Kamis, 28 Agustus 2025

Belasan Kali Gagal Tes Polri dan CPNS, Casis Asal Sabu Raijua Tak Kenal Lelah Berjuang

Imanuel Lodja - Kamis, 03 Juli 2025 12:07 WIB
Belasan Kali Gagal Tes Polri dan CPNS, Casis Asal Sabu Raijua Tak Kenal Lelah Berjuang
ist
Fian Kristian Djita

digtara.com -Fian Kristian Djita menangis haru dan bahagia di sudut aula SPN Polda NTT usai pengumuman kelulusan akhir penerimaan terpadu anggota Polri Panda Polda NTT.

Baca Juga:

Rabu, 2 Juli 2025 malam merupakan klimaks dari perjuangan pria berusia 26 tahun.

Bagaimana tidak, perjuangannya selama hampir 10 tahun menjadi anggota Polri akhirnya terjawab.

Dalam pengumuman akhir yang dipimpin Kapolda NTT, Irjen Pol Dr Rudi Darmoko, Fian yang saat ini sudah meraih gelar sarjana peternakan menjadi salah satu dari dua calon siswa (Casis) bintara tugas umum asal Kabupaten Sabu Raijua yang dinyatakan lulus terpilih.

Tangisan haru dan bahagia pun pecah karena perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya berbuah manis.

Anak keempat dari sembilan bersaudara dari pasangan Yerdinas Djita dan Tersia Leba Ludji segera memulai mewujudkan cita-citanya menjadi anggota Polri sejak tahun 2016 lalu.

Begitu tamat dari SMA Negeri 1 Sabu Timur, Kabupaten Sabu Raijua pada tahun 2016 lalu, Fian mulai mendaftar ikut tes polisi untuk bintara Polri.

Saat itu ia mendaftar di Polres Kupang karena Kabupaten Sabu Raijua belum memiliki Polres.

Fian yang lahir pada 24 Oktober 1998 untuk pertama kalinya merasakan kekecewaan karena gugur tes psikologi.

Saat itu ujian psikologi belum menggunakan sistem CAT tetapi melalui ujian tulis.

Begitu gagal saat ujian psikologi, Fian memilih kuliah di Fakultas Peternakan Undana Kupang.

Sambil kuliah, Fian kembali mencoba peruntungan di tahun 2017. Ia gagal saat pemeriksaan administrasi awal karena kurang tinggi badan dua mili.

Begitu juga di tahun 2018, lagi-lagi gagal di item tinggi badan karena kurang satu mili.

Kegagalan karena tinggi badan tidak membuatnya kapok. Ia mencoba lagi di tahun 2019. Namun ia kembali gagal saat ujian psikologi.

Saat kuliah sudah di penghujung, pada tahun 2020 Fian kembali ikut seleksi. Kali ini ia mendaftar di Polres Sabu Raijua karena sudah memiliki Polres.

Namun Fian kembali gagal saat perangkingan tahap akhir.

Dari tahun 2017-2020, Fian memilih tes pada jalur Tamtama Brimob.

Di tahun 2021, Fian memilih menyelesaikan tugas akhir dan skripsi sehingga pada 17 Mei ia 2021 ia meraih gelar sarjana peternakan dan diwisuda pada September 2021.

Usai kuliah, Fian pulang ke Sabu Raijua membantu orang tua untuk mengurus ternak sapi dan babi.

Berbekal ijazah sarjana, pada tahun 2022, Fian kembali ikut tes untuk Bintara Polri. Seleksi yang dimulai pada bulan Maret 2022 rupanya belum menjadi leberuntungan bagi Fian. Ia kembali gagal saat perangkingan akhir.

Kebetulan pada Oktober 2022, Polri membuka penerimaan anggota Polri melalui jalur Rekrutmen Proaktif untuk peserta dari pulau-pulau terluar.

Fian yang memang putra asli Sabu Raijua kembali memanfaatkan kesempatan tersebut.

Ia kembali menelan kekecewaan karena gagal saat perangkingan akhir.

Kembali Fian mencoba peruntungan di tahun 2023 dan 2024 untuk bintara tugas umum menggunakan ijazah sarjana.

Dalam dua tahun berturut-turut Fian gugur saat pemeriksaan kesehatan II.

Kebetulan pada Oktober 2024 lalu ada pembukaan Bintara Kompetensi Khusus (Bakomsus) untuk mendukung ketahanan pangan sesuai program presiden Prabowo Subianto.

Polri membuka kesempatan bagi lulusan SMK dan sarjana pertanian, perikanan dan peternakan.

Fian pun kembali mendaftar untuk Bakomsus Peternakan.

Saat pengumuman akhir, Fian kembali kalah dan gagal saat perangkingan akhir.

"Saya lelah dan kecewa. Cita-cita saya sejak kecil adalah menjadi polisi sehingga saya tetap berusaha," ujar Fian usai pengumuman akhir kelulusan.

Peruntungan nasib bukan saja dilakukan Fian di jalur penerimaan anggota Polri.

Ia juga mencoba peruntungan menjadi PNS Kementerian Hukum dan HAM.

Fian mengikuti seleksi penerimaan CPNS/ASN di Kemenkumham selama empat tahun yakni tahun 2017, 2021, 2023 dan 2024.

Empat kali keikutsertaannya pun kembali membuahkan kegagalan.

Dalam rasa putus asa dan kecewa, Fian kembali mengumpulkan semangatnya mewujudkan cita-cita menjadi anggota Polri.

Berbekal ijazah sarjana, Fian mendaftar di Polres Sabu Raijua menjadi Bintara tugas umum.

Awalnya ia merasa berat dan pesimis. Namun ia masih memiliki secercah harapan bahwa Tuhan akan menolongnya.

Pulang mendaftar, dalam doa malam Fian mencoba berdialog dengan Tuhan dalam doa nya. Ia memiliki jam khusus untuk berdoa.

Dalam doanya ia minta Tuhan menunjukkan jalan keluar dalam mimpinya.

Ia pun tertidur dan saat subuh ia bermimpi kalau ia berada di lingkungan SPN Polda NTT.

Fian meyakini kalau tahun 2025 adalah tahun keberutungan bagi dirinya dan ia yakin kalau mimpi nya adalah jawaban Tuhan atas doa-doa nya selama 11 kali mengikuti tes.

Doa dan dorongan serta motivasi orang tua menjadi kekuatan bagi Fian mengikuti seleksi. Tekad nya bulat bahwa ia harus berhasil.

Fian kemudian mengikuti bimbingan belajar (Bimbel) psikologi dan akademik secara offline dan online.

Latihan jasmani dilakukan secara mandiri di lapangan Polda NTT.

Usahanya tidak sia-sia. Ia meraih nilai terbaik saat ujian psikologi dan akademik serta ujjan jasmani.

"Saya tetap berusaha walau berkali-kali gagal karena ini (menjadi anggota Polri) adalah cita-cita saya sejak kecil,"ujar Fian.

11 kali berjuang dalam kurun waktu 10 tahun dirasakan melelahkan namun berujung kebahagiaan.

Atas kegagalannya berulang kali, Fian yang putus asa sempat memiliki niat untuk bunuh diri.

"Saya pernah rasa gagal, putus asa dan nyaris bunuh diri. tapi karena sudah cita-cita jadi saya terus semangat dan berharap Tuhan. Saya juga sempat kecewa dengan Tuhan tapi saya tidak patah semangat," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Ternyata kekuatan doa, support keluarga, latihan dan semangat menjadi kunci kesuksesan.

Ia juga menyadari bahwa dari 80 peserta asal Sabu Raijua yang mengikuti seleksi ternyata hanya dua yang lulus terpilih sehingga ia berpesan agar jangan lelah berusaha dan berlatih.

"Harus tetap semangat dan rajin berlatih. Kegagalan bukan akhir dari segalanya tapi bagaimana kita bangkit dari kegagalan untuk menjadi lebih baik. Tuhan pasti melihat dan memberkati usaha dan perjuangan kita," tandasnya.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Arie
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Siswi SMA di Sabu Raijua Disetubuhi dan Direkam Pacar, Video Jadi 'Senjata' Jika Korban Menolak

Siswi SMA di Sabu Raijua Disetubuhi dan Direkam Pacar, Video Jadi 'Senjata' Jika Korban Menolak

Polri Utamakan Lindungi Warga Dalam Insiden Perbatasan Indonesia–Timor Leste

Polri Utamakan Lindungi Warga Dalam Insiden Perbatasan Indonesia–Timor Leste

Tinggalkan Tugas Selama 634 Hari, Satu Anggota Polres Sabu Raijua di PTDH

Tinggalkan Tugas Selama 634 Hari, Satu Anggota Polres Sabu Raijua di PTDH

Pasca Bentrokan di Perbatasan Ngada-Manggarai Timur, Polri-TNI dan Pemda Cek Wilayah Perbatasan

Pasca Bentrokan di Perbatasan Ngada-Manggarai Timur, Polri-TNI dan Pemda Cek Wilayah Perbatasan

Dua Arena Judi di Sabu Raijua-NTT Dibubarkan Polisi

Dua Arena Judi di Sabu Raijua-NTT Dibubarkan Polisi

Warga Perbatasan Ngada-Manggarai Timur Bentrok, Polri-TNI Turun Redakan Konflik

Warga Perbatasan Ngada-Manggarai Timur Bentrok, Polri-TNI Turun Redakan Konflik

Komentar
Berita Terbaru