Update Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki: Korban Luka Bertambah Lengkap Data Pengungsi
"Ada tambahan tiga orang (mengalami) luka dan sudah dirawat di RSUD Larantuka, Kabupaten Flores Timur," ujar Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita saat dikonfirmasi pada Selasa (5/11/2024).
Baca Juga:
Ia memastikan hingga Selasa pagi, jumlah korban meninggal dunia sebanyak sembilan orang yang sudah dimakamkan pada Senin (4/11/2024) pasca dievakuasi.
Lima orang korban dimakamkan di Desa Klatanlo, dua orang korban dibawa ke Maumere Kabupaten Sikka untuk prosesi pemakaman, satu jenazah dibawa ke Bajawa Kabupaten Ngada dan satu orang lainnya dimakamkan di Desa Lewotobi, Kabupaten Flores Timur.
Senin, 4 November 2024 tengah malam terjadi letusan dengan eskalasi yang besar dan berubah status menjadi Level IV (Awas) dan radius dari 4,5-5 kilometer naik menjadi radius 7 kilometer dari pusat erupsi.
Kondisi ini memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat dan mengakibatkan korban jiwa dan harta benda berupa kerusakanan rumah hunian dan fasilitas umum lainnya
Dampak yang yang ditimbulkan bagi masyarakat dari dua wilayah kecamatan yakni Kecamatan Ile Bura dan Kecamatan Wulanggitang sangat besar.
Namun, yang lebih terdampak dan paling terasa ada pada delapan desa yakni dua desa dalam wilayah Kecamatan Ile Bura yakini Desa Dulipali dan Desa Nobo dan enam desa di Kecamatan Wulanggitang yakni Desa Klatanlo, Desa Hokeng jaya, Desa Pululera, Desa Boru, Desa Boru Kedang dan Desa Nawokote.
Erupsi gunung Lewotobi Laki-laki, telah membawa dampak bagi kehidupan masyarakat pada delapan desa dalam wilayah Kecamatan Ile Bura dan Kecamatan Wulanggitang, dengan korban meninggal dunia sembilan orang terdiri dari empat orang laki-laki dan lima orang perempuan.
Terdapat 53 warga mengalami luka-luka dari desa Dulipali, Klatanlo dan Hokeng jaya, yang dirawat di Puskesmas Boru dan Puskesmas Lewolaga, serta yang dirujuk ke BLUD RS. dr. Hendrikus Fernandez Larantuka 1 orang.
Sejumlah fasilitas umum juga rusak yakni 18 unit TK/PAUD, satu unit sekolah dasar, tiga unit SMP dan tiga unit SMA.
Sebanyak 2.384 unit rumah hunian masyarakat yang tersebar pada delapan desa juga rusak. Ada pula fasilitas lain yang rusak seperti tiga unit asrama, tiga unit biara, tiga unit Kapel, dua unit gedung koperasi, dua unit kantor bank yakni BRI dan Bank NTT, satu unit kantor Pos dan Giro, bangunan Koramil dan Polsek juga ikut ikut berdampak.