Senin, 30 Juni 2025

Adaptasi 40 Hari, Enam Ekor Komodo Dilepasliarkan ke Habitatnya

Imanuel Lodja - Senin, 25 September 2023 08:10 WIB
Adaptasi 40 Hari, Enam Ekor Komodo Dilepasliarkan ke Habitatnya
Adaptasi 40 Hari, Enam Ekor Komodo Dilepasliarkan ke Habitatnya

Lebih lanjut Satyawan Pudyatmoko menyampaikan untuk menumbuhkan semangat akan pentingnya keterlibatan para pihak (pemerintah pusat dan pemerintah daerah, masyarakat adat, dan tokoh agama) di wilayah Manggarai Barat khususnya, kegiatan pelepasliaran ini dilaksanakan dengan tema "Ora Kole Beo", yang diambil dari bahasa Manggarai/Manggarai Barat dengan arti "Komodo Pulang Kampung".

Kegiatan ini juga menjadi momen yang penting dalam rangka memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) Tahun 2023 (Road to HKAN 2023).

Satyawan Pudyatmoko mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung proses pelepasliaran satwa Komodo ke Cagar Alam Wae Wuul yakni BPPHLHK Wilayah Jabalnusra, BPDAS Benain Noelmina, BRIN, Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat, IPB, Undana, BPOLBF, Garuda Indonesia, PT. Telkomsel Labuan Bajo, PLN UP3 Flores Barat, Dinas PKO Manggarai Barat-SDN Menjaga, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, serta LSM Yayasan Komodo Survival Program.

Ditambahkan, untuk melindungi keberadaan populasi biawak komodo di alam, pemerintah Indonesia telah menetapkan kawasan konservasi yang menjadi habitat Komodo.

Lokasi tersebut yakni Taman Nasional Komodo dan di luar kawasan Taman Nasional Komodo yakni di Cagar Alam (CA) Wae Wuul (1.484,84 Ha), CA Wolo Thado (4.016,80), CA Riung (426,2 Ha) dan Taman Wisata Laut 17 Pulau Riung (Pulau Ontoloe, luas 352,14).

Hasil monitoring komodo yang dilaksanakan ada pada Tahun 2023 di kawasan konservasi CA Wae Wuul, berdasarkan hasil analisis Site Occupancy estimasi jumlah biawak komodo sebanyak 21- 53 ekor.

Berdasarkan hasil monitoring dan analisis data ekspedisi komodo di Flores Tahun 2015- 2018, komodo dapat ditemukan pula di luar kawasan hutan konservasi antara lain Pulau Longos, Golo Mori, Mburak, Tanjung Kerita Mese, Nanga Bere/ Nisar, (Kabupaten Manggarai Barat), Pota, Baras, Golo Lijun-Buntal (Kabupaten Manggarai Timur), serta Semenanjung Torong Padang (Kabupaten Ngada).

Untuk itu peranan, masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan pemerintah pusat dan daerah menjadi penting dan strategis untuk bahu membahu menjaga dan merawat kelestarian satwa langka yang keberadaannya di dunia hanya ada di Pulau Flores Nusa Tenggara Timur.

"Terimakasih atas peran semua pihak yang selama ini telah berjuang bersama sama dalam upaya pelepas liaran Biawak Komodo di habitat alaminya di CA Wae Wuul," ujarnya.

Baca Juga:

Adaptasi 40 Hari, Enam Ekor Komodo Dilepasliarkan ke Habitatnya

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Arie
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Hari Ketiga Pencarian Nelayan Asal NTB di Perairan NTT Masih Nihil

Hari Ketiga Pencarian Nelayan Asal NTB di Perairan NTT Masih Nihil

Nelayan Asal Lombok-NTB Tenggelam Ketika Melaut di Wilayah Sumba-NTT

Nelayan Asal Lombok-NTB Tenggelam Ketika Melaut di Wilayah Sumba-NTT

Senyum Bahagia Tukang Ojek di Ende-NTT Saat Rumahnya Dibedah Kapolres Ende

Senyum Bahagia Tukang Ojek di Ende-NTT Saat Rumahnya Dibedah Kapolres Ende

Curi Kerbau, Satu Warga Sumba Tengah-NTT Ditangkap Polisi

Curi Kerbau, Satu Warga Sumba Tengah-NTT Ditangkap Polisi

Ratusan Tenaga Kerja Asal Alor-NTT Direkrut Tanpa Prosedur Dengan Pungutan Biaya, Polres Alor Periksa Sejumlah Pihak

Ratusan Tenaga Kerja Asal Alor-NTT Direkrut Tanpa Prosedur Dengan Pungutan Biaya, Polres Alor Periksa Sejumlah Pihak

Dishub Tertibkan Pick Muat Penumpang, Sopir Dan Pemilik Kendaraan Protes Hingga Ricuh

Dishub Tertibkan Pick Muat Penumpang, Sopir Dan Pemilik Kendaraan Protes Hingga Ricuh

Komentar
Berita Terbaru