Ibu Pencuri Cokelat Tak Jadi Tersangka, Anak Hotman Paris Beri Penjelasan

digtara.com – Banyak netizen yang kecewa karena kasus seorang ibu bernama Mariana Ahong yang mencuri cokelat di Alfamart harus berakhir damai, padahal mestinya jadi tersangka. Frank Hutapea, anak Hotman Paris beri penjelasan.

Baca Juga:

• Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat
• Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS
• Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Karyawan Alfamart, Amelia yang didampingi kuasa hukum Alfamart, Frank Hutapea yang merupakan anaknya Hotman Paris telah mencabut laporannya di Polres Tangerang Selatan.

Melalui Insta Story milik Hotman Paris, Frank menjelaskan mengapa ibu Mariana tidak memakai baju oren (tahanan).

“Banyak yang tanya, kenapa ibu bermobil merci gak pakai baju oren? Kenapa kalau orang kaya skenario nya maaf-maafan?,” tulis Frank Hutapea, dikutip pada Rabu (17/8/22).

Frank Hutapea mengungkapkan, pasca laporan polisi dari pihak Alfamart, ibu-ibu pencuri cokelat tersebut dijemput tim Polres Tangsel.

“Alfamart dan karyawan langsung membuat laporan siang, selang beberapa jam sore Si Ibu langsung dijemput tim polres untuk hadir ke polres,” kata Frank.

Tiba di Polres Tangsel, lanjut Frank Hutapea, ibu-ibu yang diketahui bernama Mariana tersebut langsung menangis histeris.

“Hadir ke polres ditemani suami dan putri bungsu nya, sampai di Polres dia langsung menangis-nangis menyerah mengaku salah berjanji tidak mengulangi lagi,” lanjut anak pengaca kondang tersebut.

Frank Hutapea menyebut mungkin kejadian itu sudah dimaafkan oleh pihak Alfamart, namun keluarga dari Ibu Mariana yang tidak melakukan apa-apa harus menanggung malu.

“Mungkin sudah dimaafkan, tetapi dia dan keluarganya masih harus menanggung malu di kehidupan sehari-hari. Kasihan anggota keluarganya yang tidak melakukan apa-apa tetapi juga harus menanggung malu…,” ujarnya.

Terakhir Frank mengatakan kalau hukum sosial media sosial lebih kejam daripada hukum tahanan.

“Percayalah…hukuman sosial netizen di Indonesia lebih kejam dari hukuman tahanan,” ucapnya.