Lagi, PMI Asal NTT Dipulangkan dalam Keadaan Meninggal Dunia
digtara.com - Paulus Mau (40), asal Kelurahan Manuaman, Kecamatan Atambua Selatan, Kabupaten Belu dan Agustinus Mali (50), asal Desa Elopada, Kecamatan Tana Righu, Kabupaten Sumba Barat, NTT merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga:
- IRT di Amfoang Timur-Kupang Sembunyikan Bayi Yang Baru Dilahirkan Dibawah Bantal di Kursi Hingga Meninggal
- Beri Dukungan Moril Bagi Korban TPPO, Polda NTT dan Polresta Kupang Kota Beri Pendampingan Psikologi
- Dititip Ortu Karena Kerja di Kalimantan, Siswi SMP di Manggarai Barat Malah Diperkosa Pamannya
Keduanya meninggal dunia di negara Malaysia.
Agustinus Mali malah dilaporkan meninggal karena dibunuh oleh rekan kerjanya di sana.
Jenazah dua PMI asal NTT itu tiba di Kargo Bandara El Tari Kupang, Penfui Kupang pada Senin (17/6/2024) sekitar pukul 13.07 Wita.
Kedatangan jenazah disambut tangisan keluarga terutama saat peti jenazah hendak dimasukan ke dalam mobil ambulance.
Sisilia Lin yang merupakan kerabat Agustinus Mali, mengungkapkan Agustinus meninggal karena dibacok oleh adik iparnya yang juga rekan kerjanya di salah satu perusahaan kelapa sawit di Kuala Lumpur, Malayasia. Peristwa itu terjadi pada Jumat (31/5/2024) siang waktu setempat.
"Kami dapat kabar karena dibunuh oleh adik iparnya dari Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) karena cekcok mulut," ujarnya.
Agustinus sudah belasan tahun bekerja di Malaysia. Sisilia tidak tahu persis kapan Agustinus ke Malaysia.
"Saya tidak tahu saat dia berangkat apakah ke ke Malaysia atau ke mana. Karena awalnya dia tinggal di Sumba Barat baru berangkat sama isterinya," ungkap Sisilia.
Agustinus merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Sewaktu di Malaysia, Agustinus sering menelepon ibunya di Kabupaten Belu untuk menanyakan kondisinya termasuk keluarga besarnya.
"Tapi sudah hampir dua bulan ini dia tidak telepon kami lagi hingga kami dapat kabar kalau kakak (Agustinus) sudah meninggal," tambah Sisilia.
Agustinus meninggalkan seorang isteri, satu anak kandungnya dan dua anak peliharaannya.
Kini, isteri dan anak-anak itu masih di Malayasia.
Jenazah Agustinus disemayamkan di ruang jenazah RSUD Prof Dr WZ Yohanes Kupang.
"Nanti hari Kamis baru jenazahnya diantar ke Sumba Barat, karena masih menunggu jadwal kapal," tandas Sisilia.
Penyuluh Hukum Ahli Muda Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTT, Yonas Bahan, mengatakan Paulus Mau dilaporkan meninggal karena menderita peradangan paru-paru atau Pneumonia.
"Dua korban ini berangkat ke Malaysia sudah belasan tahun dan tidak memiliki dokumen resmi atau non-prosedural," kata Yonas.
Yonas mengakui dua jenazah tersebut sudah difasilitasi oleh BP3MI NTT untuk dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing.
Yonas mendata hingga saat ini, PMI yang meninggal di Malaysia berjumlah 51 orang.
"Mereka kerja di perusahaan kelapa sawit tapi beda tempat. Kalau Paulus kerjanya di Malaysia Barat, sedangkan Agustinus di Johor, Malaysia," ujar Yonas.
IRT di Amfoang Timur-Kupang Sembunyikan Bayi Yang Baru Dilahirkan Dibawah Bantal di Kursi Hingga Meninggal
Beri Dukungan Moril Bagi Korban TPPO, Polda NTT dan Polresta Kupang Kota Beri Pendampingan Psikologi
Dititip Ortu Karena Kerja di Kalimantan, Siswi SMP di Manggarai Barat Malah Diperkosa Pamannya
Kanwil Ditjenpas NTT Serahkan Rupbasan Dikelola Kejati NTT
Pimpin Upacara Hari Pahlawan, Karo SDM Polda NTT Minta Anggota Polri Jadi teladan Penegakkan Nilai Kepahlawanan