Petani di Madina Menjerit, Musim Tanam Terancam

digtara.com - Puluhan hektare sawah di Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut), diserang hama tikus. Kondisi ini mengancam musim tanam kedua petani tahun 2023 ini.
Baca Juga:
Salah seorang petani, Zet Nasution (57) mengatakan, para petani terpukul karena hasil panen menurun drastis akibat serangan hama tikus.
Pada musim panen yang tergolong tidak serentak ini, hama tikus terus menggerogoti rumpun hingga batang rebah. Hama tikus datang secara bergerombol mengetam bulir padi.
"Tikus memang menyerang padi, terutama saat air tergenang atau tanah basah. Hanyak petani di Saba Bolak ini yang mempercepat masa pengeringan. Harapannya, tikus tidak datang menyerang sawah," katanya melansir suara.com, Sabtu (28/10/2023).
Menurutnya, hama tidak menyasar secara merata. Tikus juga mulai membabat dari pinggir, sisi pematang sawah, lalu ke bagian dalam. Kemudian, menggerogoti pangkal rumpun batang hingga mengetam bulir padi, termasuk yang masih hijau.
Di beberapa lokasi, tikus menyisakan sejumlah batang. Jika petani bersabar dan mau memupuk lagi, batang padi sisa penggerogotan tikus itu masih bisa bertunas dan kembali jadi rumpun baru.
Menurut Zet Nasution, kerugian petani memang beragam. Ada yang ketika panen hanya memperoleh 30 persen saja dari hasil panen normal. Petani lain, ada yang masih dapat hasil 70 persen dari panen biasa.
Disclaimer:Artikel ini merupakan kerjasama
digtara.com dengan suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto,
grafis dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggungjawab suara.com.

Khawatir Akan Merusak Ekosistem Alam di Gunung Lawu, Politikus Partai Demokrat Asrar Tolak Proyek Geothermal

Petani di Kabupaten TTU-NTT Ditemukan Tewas Gantung Diri di Pohon Belakang Rumah

Plt Ketum PPP Mardiono Akui Kegagalan, Kader Ramai-ramai Teriakkan Perubahan di Muktamar X PPP

Gus Irfan: Kemenhaj Tak Boleh Kerja Formalitas, Harus Hadirkan Kerja Nyata, Akuntabel, dan Transparan

Kapolres Nagekeo Terjun Langsung Tangani Longsor Boawae–Mauponggo
