LKBH Sumatera: Usut Tuntas Kasus Kematian Gisen Pasaribu

Digtara.com | TAPTENG – Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) Sumatera, siap menangani secara hukum kasus kematian Gisen Rezeki Pratama Pasaribu yang meninggal dunia di Rumah Sakit FL Tobing Sibolga, diduga salah memberikan cairan suntik kedalam infus Gisen.
Baca Juga:
LKBH Sumatera resmi menjadi konsultan hukum keluarga Gisen, setelah kedua orangtua almarhum Ronaldus Pasaribu dan Ria Elminar Marbun menyerahkan surat kuasa kepada ketua LKBH parlaungan silalagi diruang Pos Bantuan Hukum Pengadilan Negeri Sibolga Jumat (28/6/2019) kemarin.
Kedua orang tua Alm. Gisel meminta bantuan terkait kematian anaknya yang hingga kini belum ada kepastian.
“Kita akan tindak lanjuti kasus ini dan akan segera membuat laporan polisi. Sebab kami menduga ada kejanggalan kematian Gisen, anak dari klien kami,” kata Ketua LKBH Sumatera, Parlaungan Silalahi didampingi rekannya Mangihut Tua Rangkuti, sabtu (29/6/2019)
Parlaungan Silalahi meminta pihak rumah sakit untuk bertanggung jawab atas kematian Gisen pasaribu yang dianggap tidak wajar dan janggal.
“Kehadiran walikota sibolga dan Direktur RSU FL Tobing Sibolga mengunjungi orangtua Gisen, bukan merupakan suatu penyelesaian masalah, karena sampai saat ini pihak keluarga belum mengetahui apa penyebab kematian Gisen,” kata Parlaungan.
Oleh karena itu, LKBH Sumatera mendesak pihak terkait untuk mengusut kasus tersebut. Pihak RSU FL Tobing Sibolga juga didesak untuk segera mengungkapkan penyebab kematian Alm Gisen Pasaribu.
Sementara, orang tua Gisen Pasaribu menduga kematian anaknya karena kelalaian dan kecerobohan tenaga medis di rumah sakit itu.
Ria Elminar Marbun, ibu Gisen mengatakan Gisen meninggal beberapa menit setelah tenaga medis menyuntikkan cairan obat kedalam infusnya pada Kamis, 20 Juni 2019.
Sehari sebelumnya Gisen menjalani operasi hernia di RSU FL Sibolga. Usai dioperasi, Gisen dirawat di Ruang Melur, dan kondisi Gisen baik-baik saja.
Menurutnya, Gisen bahkan terlihat sudah sehat. Namun pada Kamis sore sekira pukul 18.00 WIB, petugas medis datang memberikan obat yang disuntik ke infus Gisen.
“Tapi setelah diberi suntikan ke infus, kemudian Gisen bilang dia pusing, dari mulutnya keluar buih lalu kejang-kejang dan meninggal,” ungkap Ria Elminar Marbun sembari menangis.
Sekitar pukul 21.00 WIB setelah Gisen meninggal, lanjut ibunda gisen, ia langsung melapor ke Polres Sibolga. Namun tidak jadi menindak lanjuti laporannya karena dia tidak memiliki biaya untuk otopsi.
“Saya langsung laporkan ke polisi malam itu, tapi katanya biaya otopsi kami yang tanggung. Mendengar itu, saya tak lanjutkan laporan karena uang kami tidak ada,” Terang Elminar.
Gisen kemudian dikebumikan pada Minggu, 23 Juni 2019 di Pemakaman Umum di Desa Sipea-pea, Huta Tonga-tonga, Kecamatan Sorkam Tapteng.
Namun, kata Elminar, hingga kini mereka tidak ada menerima berkas apapun terkait perobatan maupun kematian anaknya itu dari pihak RSU FL Tobing Sibolga.
Terkait ini, dia pun memohon perhatian dari Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah.
“Jadi kami mohon untuk pemerintah Tapteng tolong perhatiannya untuk kami masyarakat kecil ini yg jadi korban karna pelayanan pihak rumah sakit Umum Ferdinan Lumbantobing Sibolga, dan untuk memproses ini dengan baik,” pintanya.
“Kami keluarga Marbun dan Pasaribu, sangat sedih dengan kejadian ini,” sambungnya.[win]

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
