Menko Yakin Rupiah Bisa Lebih Perkasa

digtara.com | JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat semakin memantapkan posisi di kisaran Rp13.900.

Baca Juga:

• Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat
• Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS
• Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor Bang Indonesia, rupiah hari ini, Jumat 1 Februari 2019 diperdagangkan dikisaran Rp13.978 per dolar AS, menguat dibanding posisi kemarin, yakni Rp14.072.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, meski telah mampu bergerak ke arah Rp13.900, namun posisi tersebut belum proporsional bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Lantaran masih kemurahan dibanding fundamental ekonomi Indonesia yang sangat baik.

“Masih (undervalued), belum fundamentalnya. Masih ada ruang ya, jangan lupa dulu sebelum gejolak terjadi itu di awal tahun lalu yang bulan apa itu. Itu waktu itu kurs hanya Rp13.380-an lupa saya angkanya,” kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menyiratkan bahwa rupiah akan bisa mengarah ke posisi tersebut atau lebih kuat lagi dari posisi saat ini yang di kisaran Rp13.900. Namun begitu, semua tergantung kondisi perekonomian global maupun domestik, apakah mampu secara signifikan mendorong laju penguatan rupiah atau tidak.

“Tapi itu tergantung ekonomi dunia apa yang terjadi, ekonomi kita apa yang terjadi jadi, jangan dianggap itu otomatis tapi nilai fundamentalnya masih harusnya rupiah lebih kuat dari yang sekarang,” tegasnya.

Di sisi lain lanjut Darmin, jika dirujuk dari perkembangan kondisi ekonomi saat ini, salah satunya tercermin dari angka inflasi di Januari 2019 yang hanya 0,32 persen, atau terendah sejak tiga tahun terakhir. Menunjukkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia memang stabil dan kuat, meskipun harga-harga cukup bergejolak pada bulan ini, seperti harga jagung dan tiket pesawat.

“Tapi ya itu konsisten empat tahun berturut-turut, dia ada di dalam range 3,5 persen plus minus satu persen. Dan itu walaupun gejolak harga terjadi tahun lalu, tetapi ya inflasi kita oke,” ungkap Darmin.