Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Senin 21 Juli 2025: Waspadai Pelemahan di Tengah Ketidakpastian Global

digtara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksikan mengalami fluktuasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan hari ini, Senin (21/7/2025).
Baca Juga:
Berdasarkan proyeksi analis dan tren pasar akhir pekan lalu, rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang Rp16.280 hingga Rp16.330 per dolar AS.
Data Bloomberg mencatat, rupiah ditutup menguat tipis pada Jumat (18/7/2025), naik 44 poin atau 0,27% ke posisi Rp16.296 per dolar AS.
Namun, potensi penguatan tersebut dipandang hanya sementara, seiring tekanan eksternal yang masih kuat dan ketidakpastian kebijakan moneter global, khususnya dari bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).
Kinerja Mata Uang Asia: Variatif di Tengah Tekanan Dolar
Tidak hanya rupiah, sebagian besar mata uang Asia menunjukkan kinerja beragam terhadap dolar AS pada akhir pekan lalu.
Yen Jepang tercatat melemah tipis 0,07%, sementara sebagian mata uang kawasan justru menguat:
- Dolar Hong Kong: +0,01%
- Dolar Singapura: +0,16%
- Dolar Taiwan: +0,13%
- Won Korea Selatan: +0,01%
- Peso Filipina: +0,13%
- Yuan China: +0,05%
- Ringgit Malaysia: +0,08%
- Baht Thailand: +0,40%
Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, ditutup melemah 0,36% ke level 98,37.
Prediksi Pelemahan: Analis Soroti Sentimen The Fed dan Ketegangan Politik AS
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan bahwa rupiah akan menghadapi tekanan meskipun bergerak secara fluktuatif. Ia menyebut potensi pelemahan hingga kisaran Rp16.330 per dolar AS akibat kombinasi faktor global dan domestik.
"Adapun untuk perdagangan Senin ini, kami memperkirakan rupiah tetap dalam tekanan. Rentang pergerakannya antara Rp16.280–Rp16.330 per dolar AS, dan kemungkinan akan ditutup melemah," ujar Ibrahim, Jumat (18/7/2025).
Salah satu penyebab utama adalah hasil data inflasi AS yang sedikit melampaui ekspektasi pasar.
Indeks Harga Konsumen (IHK) AS menunjukkan tekanan harga masih ada, sehingga mendorong The Fed bersikap lebih hati-hati terhadap wacana penurunan suku bunga.
Beberapa pejabat The Fed menyebutkan bahwa kenaikan harga baru-baru ini mungkin disebabkan oleh dampak tarif perdagangan yang kembali diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Hal ini membuat pelaku pasar semakin yakin bahwa pemangkasan suku bunga oleh The Fed tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Ketegangan Politik AS Picu Volatilitas Pasar
Ketidakpastian pasar juga dipicu oleh dinamika politik di Amerika Serikat.
Presiden Trump kembali membuat pernyataan kontroversial terkait Ketua The Fed, Jerome Powell.
Meskipun Trump membantah akan mencopot Powell, ia juga tidak sepenuhnya menutup kemungkinan tersebut.
Komentar tersebut memicu kekhawatiran investor atas independensi bank sentral AS, yang dianggap sebagai pilar utama stabilitas ekonomi makro global.
Sisi Domestik: Kesepakatan Dagang Indonesia-AS dan Potensi Dampaknya
Dari dalam negeri, nilai tukar rupiah juga terdampak oleh respons pasar terhadap kesepakatan dagang baru antara Indonesia dan Amerika Serikat, yang diumumkan pekan lalu.
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan ini akan menjadi "babak baru" hubungan perdagangan kedua negara.
Namun, sejumlah ekonom mengingatkan bahwa isi kesepakatan berpotensi menimbulkan ketimpangan struktural dalam jangka panjang.
Kesepakatan tersebut mencakup:
Impor energi dari AS senilai US$15 miliar (setara Rp244,56 triliun dengan asumsi kurs Rp16.304/USD)
Impor produk pertanian senilai US$4,5 miliar
Pembelian 50 unit pesawat Boeing, mayoritas tipe Boeing 777
Ekonom mengingatkan bahwa perjanjian ini bisa membawa risiko terhadap kedaulatan energi dan pangan, serta memperlebar defisit perdagangan jika tidak diimbangi ekspor bernilai setara dari Indonesia ke AS.
Dengan kombinasi faktor eksternal dan domestik yang kompleks, nilai tukar rupiah diprediksi masih akan menghadapi tekanan dalam waktu dekat.
Investor dan pelaku usaha disarankan untuk memonitor dinamika kebijakan global, serta menjaga strategi lindung nilai (hedging) untuk mengantisipasi volatilitas pasar.

Rupiah Diperkirakan Bergerak di Rentang Sempit Rp16.280–Rp16.330 Hari Ini

Dolar AS Melemah, Harga Emas Naik di Akhir Pekan

IHSG Masih Menguat ke Level 7.100 pada Rabu, Tapi Waspada Potensi Koreksi

Dolar AS Melemah, Pasar Fokus pada Arah Suku Bunga The Fed dan Kebijakan Fiskal

Tiga Tahun Sakit dan Tidak Berdinas, AKP Edi Melkianus Tube Terharu Dengan Bantuan Kursi Roda dari Kapolda NTT
