Rabu, 15 Oktober 2025

Urgensi Shalat dan Hikmahnya

Redaksi - Jumat, 26 Maret 2021 01:17 WIB
Urgensi Shalat dan Hikmahnya

Oleh: H. Rahmat Hidayat Nasution, Lc

Baca Juga:

Jangan Buru-Buru Men-sahkan Nikah Virtual
H. Rahmad Hidayat Nasution, LC

Di dalam buku 30 Kisah Teladan yang disusun oleh KH. Abdurrahman Arrosyi dimaktubkan, kisah seorang wanita penzina yang datang menemui Nabi Musa as. dengan niat ingin bertaubat. Berikut petikan kisahnya.

Pada suatu senja yang lengang, terlihat seorang wanita berjalan tertatih-tatih. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka cita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya, tanpa rias muka atau tanpa perhiasan yang menempel di tubuhnya.

Kulit yang bersih, badan yang ramping, dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah menyeruak hidupnya.

Ia melangkah terhuyung-huyun mendekati kediaman Nabi Musa as. Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucap salam.

Maka terdengarlah ucapan dari dalam: Silahkan masuk!. Wanita cantik itu lalu masuk sambil kepalanya terus menunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata:

Wahai Nabi Allah! Tolonglah saya, doakan saya agar Allah berkenan mengampuni dosa keji saya.

Apakah dosamu wahai wanita cantik, tanya Nabi Musa as. terkejut.

Saya takut mengatakannya, jawab wanita cantik itu.

Katakanlah, jangan ragu-ragu, desak Nabi Musa as.

Maka wanita itu bercerita dengan terbata-bata; Saya telah berzina. Kepala Nabi Musa as. terangkat, hatinya tersentak. Wanita itu meneruskan ceritanya.

Dari perzinaan itu, saya lantas hamil. Setelah anak itu lahir, saya langsung mencekik lehernya hingga tewas, ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya.

Nabi Musa murka. Ia pun menghardik, Enyalah kamu dari sini, agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi! Nabi Musa lalu memalingkan wajahnya karena tidak sudi melihat wanita tersebut.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu. Ia hancur luluh dan segera bangkit dan melangkah surut.

Dia terantuk-antuk keluar dari rumah Nabi Musa as. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus ke mana lagi hendak mengadu. Bahkan, ia tak tahu hendak ke mana membawa langkah kakinya.

Bila sorang Nabi saja menolaknya, lalu bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya. Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.

Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa as. Sang ruhul amin lalu bertanya, Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat atas dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang paling besar dari padanya?

Nabi Muas terperanjat. Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita penzina dan pembunuh itu? Maka Nabi Musa as. dengan penuh rasa penasaran bertanya kepada malaikat Jibril.

Adakah dosa yang lebih besar dari pada wanita yang nista tersebut?

Ada, jawab malaikat Jibril dengan tegas.

Dosa apakah itu? Tanya Nabi Muas kian penasaran.

Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar daripada seribu kali berzina.

Mendengar penjelasan itu, Nabi Musa as. kemudian mencari dan memanggil wanita itu untuk kembali menghadapnya.

Lalu Nabi Musa as. mengangkat kedua tangan dengan khusyuk untuk memohonkan ampun kepada Allah bagi perempuan tersebut.

Dari kisah tersebut, dapat dimafhumi bahwa meninggalkan shalat termasuk dosa besar yang dimurkai Allah Swt.

Pelakunya akan mendapatkan siksaan yang sangat pedih. Bahkan dari kisah tersebut, dapat dipahami bahwa Nabi Musa as. sendiri baru menyadari bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja dan tanpa penyesalan ternyata sama saja seperti orang yang berpendapat bahwa shalat itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya.

Sedangkan orang yang bertaubat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman. Itulah sebabnya, Allah pasti mau menerima taubatnya.

Dengan bahasa yang lebih keras, orang yang meninggalkan shalat, maka keimanannya perlu disangsikan.

Sebab, ketika seorang telah mengikrarkan dirinya sebagai muslim dengan mengucapkan syahadatain, maka berarti ia harus mengaplikasikan syahadatnya tersebut untuk mengabdi dan taat kepada Allah Swt.

Mengucapkan syahadatain, namun ingkar dan tidak mau melaksanakan shalat, berarti keimanannya hanya bohong belaka.

Urgensi Shalat

Sudah dimafhumi bahwa shalat adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang mukallaf.

Kewajiban shalat tidak boleh ditinggalkan jika waktunya telah tiba, di mana saja dan dalam kondisi bagaimana pun juga. Ketentuan ini berlaku umum, kecuali pada bebarapa kondisi atau keadaan yang mengakibatkan seseorang tidak diperbolehkan mengerjakan shalat, seperti wanita yang sedang haid, nifas atau sedang hilang ingatakan.

Sehingga shalat dapat diklaim sebagai bukti keimanan seseorang kepada Allah Swt, dan meninggalkan shalat berarti kekufuran.

Di dalam beberapa hadits, Rasulullah Saw. bersabda, Batas antara hamba dan kekufuran adalah meninggalkan shalat. (HR. Tirmidzi).

Batas antara seseorang dan kemusyrikan adalah meninggalkan shalat. (HR. Muslim).

Ikatan antara mereka dan kita adalah shalat. Siapa yang meninggalkannya, maka ia telah kafir. (HR. Nasai)

Karena itu, tak ada alasan kondisi sulit yang dihadapi oleh seseorang hingga ia mengklaim boleh meninggalkan shalat.

Bahkan dalam kondisi musafir pun telah diberi rukhsah dengan boleh meng-qashar dan men-jama shalat.

Dalam kondisi sakit, ia melakukan dengan semampunya, yaitu dengan duduk, berbaring, dan sebagainya.

Maka cukup layak mengamini apa yang ditulis Said Hawa di dalam bukunya al-Islam, adalah tindakan kriminal terhadap diri sendiri, jika manusia meninggalkan shalat yang justru dapat membersihkan jasad lahirnya dengan mandi, wudhu, bersiwak dan lain sebagainya, serta membersihkan batinnya dari segala kenistaan yang tidak layak bagi manusia.

Selain itu, meninggalkan shalat tergolong pengkhianatan terhadap diri sendiri.

Padahal, Ibadah shalat sendiri mengandung hikmah yang sangat besar. Sebab, selain menunaikan perintah Allah Swt, shalat juga dapat mencegah diri dari segala perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana firman Allah Swt.

Sesungguhnya shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. (QS. al-Ankabut: 45)

Hikmah Shalat

Sejatinya, shalat tak hanya mengandung hikmah mencegah perbuatan keji dan mungkar saja.

Menurut Said Hawa shalat juga memiliki lima hikmah besar lainnya. Tentu saja, ini ditemukan jika dilakukan pengkajian lebih mendalam.

Pertama, Shalat adalah aktualisasi makna iman yang terdapat di dalam kalbu. Karena dengan shalat, seseorang dapat mengingat Allah, hari akhir, rasul dan jalan yang lurus.

Kedua, shalat menjadi simbol ubudiyah kepada Allah Swt.

Ketiga, shalat menjadi pembaruan hubungan dan janji manusia dengan Tuhannya. Karena di dalam shalat terdapat kata-kata yang menunjukkan perjanjian kepada Allah Swt.

Keempat, Shalat menjadi perwujudan syahadatain yang menjadi tanda keislaman seseorang.

Kelima, Shalat adalah alaman yang pertama dihisab pada hari kiamat. Jika shalatnya baik, maka ia telah berbahagia dan beruntung, dan jika (shalatnya) telah rusak, maka ia telah celaka dan merugi.

Maka dapat dimafhumi bahwa shalat bukanlah sekedar kewajiban bagi umat Islam, tapi mestinya berada pada tingkat kebutuhan. Karena shalat yang menjadi barometer penghisaban amal pada hari kiamat kelak.

Penulis adalah Narasumber tetap Radio Alfatih 107.3 FM dan Sekretaris Komisi Informasi dan Komunikasi MUI Kota Medan.

 

Urgensi Shalat dan Hikmahnya

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru