Ditegur Ibunya karena Tak Masuk Sekolah, Siswa SMP di Kupang-NTT Malah Gantung Diri

digtara.com - MB (15), siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Amfoang Barat Laut, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditemukan tewas dalam kondisi gantung diri pada Kamis (13/2/2025) siang.
Baca Juga:
Korban yang juga warga RT 003/RW 002, Dusun II, Desa Honuk, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, NTT ini gantung diri di tiang kosen pintu depan rumahnya menggunakam tali nilon.
Korban sebelumnya dimarahi ibunya, Dorsila Manoh gara-gara korban sudah tiga hari bolos sekolah tanpa alasan yang jelas.
Kapolres Kupang, AKBP Anak Agung Gde Anom Wiratma melalui Kapolsek Amfoang Utara, AKP I Nyoman Sarjana membenarkan kejadian ini.
"Korban ditemukan gantung diri dengan tali nilon warna biru di lubang angin gandeng kosen pintu depan rumah," ujar Kapolsek saat dikonfirmasi pada Rabu (13/2/2025) malam.
Tali nilon tersebut biasanya dipakai ibu korban untuk menggantung buah pinang jualan.
Kapolsek menyebutkan kalau ibu korban, Dorsila Manoh sempat memarahi korban karena korban tidak masuk sekolah selama tiga hari belakangan tanpa alasan yang jelas.
Dorsila pun mengambil ranting kayu dan memukul pada betis kiri dan kanan korban.
Korban pun lari keluar dari dalam rumah menuju ke rumah Marten Nainel yang berjarak sekitar 10 meter dari rumah korban.
Dorsila menyusul korban ke rumah Marten Nainel dan menyuruh korban untuk pulang kembali ke rumah mereka.
Korban lalu pulang ke rumah. Selang beberapa saat, ibu korban menyusul korban ke rumah.
"Saat di rumah mereka, ibu korban melihat korban sudah dalam keadaan tergantung pada seutas tali nilon warna biru yang biasa dipakai untuk menggantung pinang jualan," ujar Kapolsek.
Dorsila pun mengambil sebilah pisau dapur di meja ruang tamu dan memotong tali yang melilit leher korban, kemudian menurunkan korban.
Tetangga pun berdatangan dan melaporkan ke pemerintah desa dan sekertaris desa serta ke Kapospol Amfoang Barat Laut, Aipda Johanis G. Lerick.
Wakapolsek Amfoang Utara, Ipda Hironimus Neni bersama 9 orang anggota dan dokter Puskesmas Soliu, Oktaviana Nenabu mendatangi lokasi kejadian di desa Honuk.
Mereka memeriksa korban. "Hasil dari pemeriksaan bahwa denyut nadi korban sudah tidak ada dan sudah kaku mayat," tambah Kapolsek.
Korban diperkirakan meninggal dunia satu setengah jam sebelum pemeriksaan.
"Tidak diketemukan tanda-tanda kekerasan dan hanya terdapat luka lingkaran tali di leher," ujar Kapolsek.
Pihak keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan tidak mau melanjutkan kasusnya dengan membuat surat pernyataan penolakan pemeriksaan dalam (otopsi).
Dari lokasi kejadian, polisi mengamankan barang bukti tali nilon warna biru sepanjang empat meter lebih.
Kapolsek menyebutkan kalau korban meninggal dunia murni gantung diri.
Duduga korban nekat gantung diri karena dimarahi orang tuanya karena bolos sekolah selama tiga hari dan dipukul ibunya memakai ranting kayu.
"Mungkin itu yang membuat pikiran terganggu (stres) dan nekat melakukan hal demikian," tambah Kapolsek.
Pemakaman direncanakan pada Sabtu 15 Januari 2025 karena menunggu ayah korban datang dari Palembang Sumatera Selatan.

5 Laptop Rp3 Jutaan Terbaik untuk Mahasiswa 2025: Ringan, Cepat dan Hemat Budget

APERTI BUMN Buka Beasiswa 2025, Targetkan 300 Talenta Muda untuk Indonesia Emas

Diduga Mabuk Miras, Mahasiswa di Kupang Tewas Pasca Sepeda Motor Tabrak Rumah Warga

Penuhi Kebutuhan Gizi Siswa, Rumah Belajar di Kupang Kelola Pekarangan Jadi Kebun Bergizi

K3jam! Siswa Sekolah Dasar di Rote Ndao Dibacok Hingga Terluka
