Porprovsu 2022 Baru Langkah Awal, Butuh Langkah Besar Menuju PON 2024

digtara.com – Gong tanda berakhirnya Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Porprovsu) telah ditabuh Gubsu Edy Rahmayadi. Selama sepekan, even empat tahunan ini telah sukses terlaksana. Namun ini baru langkah awal.
Baca Juga:
Jauh sebelum Porprovsu 20222 dimulai, Ketua Umum KONI Sumut John Ismadi Lubis mengatakan, bila Porprovsu ini menjadi langkah awal persiapan atlet menghadapi PON 2024, dimana Sumut menjadi tuan rumah bersama Aceh.
Ajang tahun ini menjadi krusial karena para juara punya kans besar untuk tampil di PON 2024 Aceh-Sumut. Sebab, sebagai tuan rumah, Sumut bisa mengisi semua slot nomor tanding tanpa melalui persaingan dengan provinsi lain. Artinya, atlet Sumut tidak harus ikut seleknas, Kejurnas atau Porwil untuk jadi kontingen PON
Pemenang di ajang Porprovsu bakal dibina menuju PON 2024 mendatang. Jika mampu secara konsisten meningkatkan kualitas dan tidak mengalami cedera, maka tidak ada alasan bagi KONI Sumut untuk menghalangi sang atlet masuk kontingen PON.
Juara di Rumah Sendiri
Masuknya atlet Sumut ke PON tanpa proses seleksi dengan provinsi lain, di satu sisi, tentu menguntungkan. Namun di sisi lain, bisa juga berdampak negatif, bila tidak disikapi dengan benar.
Tanpa kompetisi, para atlet bisa terlena. Karena itulah sudah menjadi tugas pemerintah dan stake holder untuk memikirkan langkah strategis untuk mendongkrak prestasi atlet menuju PON.
Bisa dengan memperbanyak jam terbang, juga dengan memfasilitasi latihan ke luar negeri maupun mendatangkan pelatih terbaik.
Bukan tugas mudah, namun harus dilakukan karena sebagai tuan rumah, Sumut mengemban beban ganda untuk meraih sukses secara prestasi dan sukses penyelenggaraan.
Dalam upaya menyukseskan penyelenggaraan, muncul ide untuk merekrut wasit juri internasional. Hal itu sah-sah saja.
Namun keinginan terbesar masyarakat Sumut adalah jangan sampai jadi pecundang di rumah sendiri.
Jadi, program mengejar prestasi jauh lebih penting untuk dikedepankan ketimbang soal penyelenggaraan pertandingan yang sebenarnya bisa ditangani PB masing-masing cabang olahraga.
Butuh dorongan yang besar untuk para atlet agar menjadi juara di rumah sendiri. Di tanah kelahiran!
Atlet Sumut berhasil bukan karena iming-iming materi yang besar, tapi karena mentalitas pantang menyerah yang selama ini menjadi karakter putra daerah.
Catatan Kritis dari Arena Porprovsu
Penyelenggaraan Porprovsu cukup berhasil. Namun tentu saja masih banyak hal yang harus segera dievaluasi. Apalagi jika merujuk pada kepentingan yang lebih besar yakni PON 2024.
Pertama, Soal Sarana Pertandingan
Porprovsu menunjukkan pada semua orang kalau tidak ada sarana baru yang sudah terbangun sejak Porprov terakhir 2019 silam.
Kewajiban pemerintah untuk membangun sarana sesuai amanah undang-undang sejauh ini belum optimal dijalankan Pemprovsu .
Peristiwa tergenangnya GOR Veteran menunjukkan kalau ketersediaan sarana prasarana olahraga belum baik.

Kedua, Dominasi Kota Medan Membanggakan Sekaligus Membahayakan
Porprovsu kembali menghadirkan Kota Medan sebagai juara umum Porprovsu.
Di Porprovsu edisi ke XI ini, Medan melesat dengan 84 medali emas. Jauh dari raihan daerah lain. Bahkan dengan runner up Deliserdang, selisihnya 64 medali emas.
Bagi Pemko dan KONI Medan hal ini tentu membanggakan. Sebab kerja keras mereka terbayarkan dengan prestasi.
Namun dari sisi pembinaan, kurang positif sebab tidak ada pemerataan di daerah.
Pemerintah kabupaten kota selain Medan, seperti tidak punya beban untuk menjalankan amanat UU tentang keolahragaan No.11 tahun 2022 (UU 11 tahun 2022 tentang Keolahragaan mencabut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional).
Lebih dari satu dekade Pemko melalui KONI Medan menjalankan pembinaan terstruktur. Sayangnya, belum ada satu daerah pun yang mampu mengadopsi sistem yang mereka jalankan. Sehingga prestasi Medan dengan daerah lainnya menjadi timpang.
Realitas ini secara implisit disinggung Gubsu Edy Rahmayadi yang menyebut bila Sumut punya potensi besar untuk mengimbangi prestasi Jawa Timur hingga DKI Jakarta bila merujuk pada jumlah penduduk yang besar.
Hanya saja, pemerintah kabupaten kota belum optimal menggali potensi atlet di daerahnya.
“Pada saat kita mencari atlet, harusnya lebih banyak dan lebih berpeluang karena jumlah populasi yang lebih besar. Ini bisa terjadi dengan sesuai harapan kita apabila ada kepedulian dari 33 Kab/Kota,” kata Edy saat penutup Porprovsu.
Demi pemerataan, ada baiknya Porprovsu digelar di luar Kota Medan sekitarnya. Banyak daerah yang dinilai mampu menggelar Porprovsu bahkan dengan sharing anggaran. Hanya saja metode ini belum dimaksimalkan.
Kompetisi antar kabupaten kota perlu dikembangkan dengan memberi jatah tuan rumah pada mereka.
Ketiga, Noda di Pencak Silat
Jika mau jujur, persoalan yang muncul di arena pencak silat menjadi salah satu noda di gelaran Porprovsu.
Mundurnya ketua Panpel terkait tuduhan tidak fairnya wasit juri semestinya menjadi catatan evaluasi, bukan dilupakan tanpa klarifikasi dan penyelesaian.
Sebab, kekisruhan di arena pencak silat ini sudah mengulang keributan yang terjadi hampir di setiap Porprovsu.
Masalah ini semestinya tidak terjadi jika para “pengendali” IPSI Sumut dan perguruan bisa legowo lebih mengedepankan prestasi untuk Sumut, ketimbang kepentingan daerah maupun perguruan.
Keempat…
Keempat, kenalkan para juara!
Bagi atlet amatir, yang terpenting adalah penghargaan dan jaminan, bukan cuma melulu soal target.
Mari bicara program dan gaungkan slogan-slogan penyemangat di penjuru daerah.
Perkenalkan para juara-juara dan wakil Sumut yang akan berlaga di PON kepada masyarakat.
Sebab ketika tampil di PON, para atlet bukan hanya milik KONI atau pemerintah saja, tapi juga milik masyarakat Sumut.
Olahraga harus tumbuh menjadi sebuah industri yang melahirkan jutawan-jutawan baru di kalangan atlet, meningkatkan perekonomian masyarakat dan mendorong nilai-nilai positif di tengah masyarakat.
Dengan begitu, olahraga tidak dipandang rendah dan merendahkan atlet karena hanya menjadi alat politis bagi politikus dan penguasa.
Porprovsu langkah awal

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
