Senin, 21 Juli 2025

Kisah Tragis Anak Medan Korban Penculikan 20 Tahun Lalu: Dijual ke Malaysia hingga Jadi Gelandangan

- Sabtu, 02 Januari 2021 08:27 WIB
Kisah Tragis Anak Medan Korban Penculikan 20 Tahun Lalu: Dijual ke Malaysia hingga Jadi Gelandangan

Selama 20 tahun sejak diculik, korban mengalami berbagai siksaan dan kesulitan hidup. Dijual ke Malaysia, kekerasan seksual hingga jadi gelandangan

digtara.com – Kerja ikhlas sejumlah pihak di Indonesia dan Malaysia berhasil memulangkan AH, 33, warga Medan, ke tanah air, Kamis (31/12/2020). AH korban perdagangan manusia di usia 13 tahun, kembali menjejak tanah lahirnya setelah 20 tahun bertahan dari beragam siksaan.

Baca Juga:

“Nasib tragis korban perdagangan orang (human trafficking) dialami AH warga Kelurahan Sei Sikambing, Medan Helvetia. Diculik orang yang tidak dikenalnya lalu dijual ke Malaysia pada usia 13 tahun, dan hingga saat ini pelaku belum diketahui,” kata perwakilan KKSP, Nasriati Muthalib, melansir kaldera, Sabtu (2/1/2021).

Kelompok Kerja Sosial Perkotaan (KKSP) bersama banyak pihak di Malaysia, termasuk KBRI Kuala Lumpur  bekerjasama agar KH bisa kembali ke Medan. Dan kini, AH berharap agar ia dan terutama anak-anaknya dapat hidup dalam kondisi yang lebih baik di negeri sendiri.

Punya 5 Anak Tanpa Identitas dan Jadi Gelandangan

Diterangkan Nasriati Muthalib, selama 20 tahun hidup di Malaysia, tanpa identitas dengan berbagai problema hidup. Di antaranya mendapatkan kekerasan seksual hingga menikah dengan laki-laki asal Malaysia dan bercerai setelah 7 tahun pernikahan. Kemudian AH hidup mandiri bersama kelima orang anak-anaknya tanpa identitas diri mereka.

“Berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari hutan ke hutan dan terakhir ditemukan bergelandangan dengan anak-anaknya sebelum akhirnya ditemukan oleh seorang mualaf warga negara Malaysia di Maydin Meru Raya, Ipoh, Malaysia,” terangnya.

Ditangani sejak September 2020

Kasus ini mulai ditangani September 2020, melalui Kerjasama Helwa ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia) Sekretariat Perak yang diwakili Nurul Hana Mohammed Khairi bekerjasama dengan Yayasan Kelompok Kerja Sosial Perkotaan (KKSP) Medan yang diwakili Nasriati Muthalib.

Selanjutnya, tim melakukan Family Tracking Reunification (FTR) keluarga AH di Medan. Pada 6 November 2020 akhirnya jejak keluarga AH ditemukan di Jalan Sei Sekambing, Kecamatan Medan Helvetia.

Melalui kerjasama imigrasi Malaysia dan juga Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di Kuala Lumpur, AH beserta kelima anaknya di pulangkan ke Indonesia pada 31 Desember 2020 melalui Bandara Kuala Namu Medan dengan segala serangkaian prosedur protokol kesehatan dan keamanan negara.

“Harapannya semoga apapun bentuk perdagangan dan kekerasan seksual pada anak-anak dan perempuan harus diusut tuntas. Selanjutnya kami meminta kepada Negara dalam hal ini pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk melindungi dan memenuhi hak anak-anak AH dalam mendapatkan identitas, hak pendidikan dan hak anak lainnya,” kata Nasriati. (kaldera)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru