Walau Rumah Berlantaikan Tanah, Namun Samuel Belum Tersentuh BLT/BST

digtara.com – Samuel Dima, warga RT 13/RW 05, Desa Tarus, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu keluarga di Kabupaten Kupang yang sama sekali belum mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) maupun Bantuan Sosial Tunai (BLT) dari pemerintah. Belum Tersentuh BLT/BST
Baca Juga:
Padahal, Samuel dan istrinya Atni Kabnani, hidup sangat memprihatinkan.
Rumah mereka terbuat dari daun dan berdinding kayu serta berlantaikan tanah.
Hanya ada sebuah kursi kayu sepanjang satu meter diruang tamu. Jika ada tamu yang datang maka harus rela duduk di lantai tanah.
Mereka memiliki empat orang anak. Anak bungsu mereka baru berusia lima bulan.
Ketika ditemui dirumahnya, Sabtu (23/5/2020), Samuel sangat bersemangat menceritakan tentang kehidupan mereka. Sementara Atni sibuk membuat kopi, namun sesekali menyambung pembicaraan dari dapur yang hanya dipisahkan dengan dinding bebak dari ruang tamu.
“Awalnya rumah lebih besar ini, tapi terbakar. Jadi bangun lagi, tapi kecil begini sa. Maaf kita duduk di tanah saja karena belum ada kursi,” ucap Samuel dengan logat khas Kupang dicampur Sabu.
Menurutnya, selain kursi dia juga belum bisa membeli tempat tidur. Setiap malam, Samuel dan istri serta keempat anaknya hanya tidur di kasur tipis yang dibentang pada lantai kamar keluarga.
Belum pernah menerima bantuan dari pemerintah
Samuel juga membeberkan bahwa dirinya tidak pernah menerima bantuan jenis apa pun, dari pemerintah. Mungkin luput dari pendataan di tingkat bawah, dirinya juga tidak tahu, sebab malu untuk bertanya.
“Walaupun saya tidak pernah dapat, tapi saya tidak protes karena mungkin masih banyak yang lebih butuh dari saya. Sejak anak pertama sampai anak keempat ini lahir pun, saya tidak dapat bantuan, baik BLT/BST maupun sejenisnya,” ungkap dia.
Mewabahnya covid-19 di Indonesia termasuk Nusa Tenggara Timur, membuat Samuel tidak lagi menunggu penumpang di pangkalan sebagai tukang ojek.
Selain karena sepi penumpang, dia juga takut pada penularan virus kepada istri dan anak-anaknya di rumah.
“Ini virus buat saya takut untuk keluar ojek, saya tidak mau anak dan istri kena penyakit, biar susah yang penting jangan sakit,” katanya lirih.
Untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, Samuel ternyata sudah membeli beberapa kilo beras untuk dimasak setiap hari. Agar tidak cepat habis, istrinya memasak bagi mereka hanya takaran dua gelas, bahkan sehari mereka hanya dua kali makan.
“Setiap hari kami makan dua kali saja. Kalo ada uang beli ikan atau tahu, pas tidak ada uang seperti ini kami makan dengan sayur pepaya atau marungga, yang kami tanam sendiri di halaman rumah,” tandasnya.

Samuel berharap BLT atau BST bisa diperoleh yang oleh banyak orang berkata akan ada tahap kedua.
Walau namanya juga didaftarkan, namun ia tidak begitu menaruh harapan terhadap bantuan pemerintah itu, lantaran sudah terbiasa luput dari segala jenis bantuan yang digelontorkan pemerintah daerah, maupun pusat sejak anak pertama mereka lahir.
“Kalo dapat ya terimakasih, kalau tidak dapat ya mau bilang apa, mungkin masih ada yang lebih butuh dari saya,” tandas Samuel.
https://www.youtube.com/watch?v=7n9i-QKmqsQ
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.
Walau Rumah Berlantaikan Tanah, Namun Samuel Belum Tersentuh BLT/BST

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
