Senin, 06 Oktober 2025

Prihatin Dengan Kisah Bocah Disabilitas, Kapolres TTU Gandeng Pemda Bangun Rumah Layak Huni

Imanuel Lodja - Senin, 06 Oktober 2025 09:50 WIB
Prihatin Dengan Kisah Bocah Disabilitas, Kapolres TTU Gandeng Pemda Bangun Rumah Layak Huni
ist
Kapolres TTU AKBP Eliana Papote mendatangi kediaman bocah disabilitas dan membantu pembangunan rumah tinggal

digtara.com -Kisah Adelino Arsenio Loka Nino (Lino), bocah berusia 10 tahun asal Dusun C, Desa Kuanek, Kecamatan Bikomi Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT cukup memprihatinkan.

Baca Juga:

Kisah dan keberadaan Lino kini mendapat perhatian luas setelah kisahnya viral di media sosial.

Kondisi Lino yang bisu dan tuli diunggah oleh dr. Geo Lopes melalui Instagram, hingga mengetuk hati berbagai pihak, termasuk Kapolres TTU, AKBP Eliana Papote.

Lino merupakan penyandang disabilitas karena tuli dan bisu sejak ditabrak sepeda motor dan mengalami benturan di kepala sejak usia empat tahun.

Baca Juga:
Akhir pekan lalu, Kapolres TTU bersama jajaran mengunjungi langsung rumah keluarga Lino.

Kapolres diterima orang tua Lino, Petrus Nino dan Rasina Harianja. "Terima kasih ibu Kapolres sudah datang membantu kami," ujar Rasina.

Rumah sederhana yang mereka huni selama sembilan tahun ini berdinding bambu rapuh yang ditopang dengan kayu agar tidak roboh.

Lantainya masih tanah, hanya ada satu kamar tidur dan dapur. Tidak ada tempat tidur layak, hanya selembar karpet plastik sebagai alas. "Rumah ini tidak layak huni," kata Kapolres singkat, menahan keprihatinan.

Menyadari keadaan itu, Kapolres kemudian menggandeng Bupati TTU, Yosep Falentinus Delasalle Kebo, untuk berkoordinasi.

Pertemuan itu menghasilkan komitmen bersama untuk membantu keluarga Lino. "Kita akan bantu buatkan rumah layak huni bagi keluarganya," tegas Bupati Falen.

Baca Juga:
Lino mengalami kehilangan pendengaran dan bicara sejak usia empat tahun setelah dua kali mengalami kecelakaan dengan benturan di kepala.

Trauma kepala pada anak berisiko mengganggu saraf pendengaran dan perkembangan bahasa.

Akibatnya, Lino mengalami tunarungu sensorineural, yaitu kondisi di mana kerusakan terjadi pada saraf atau koklea (rumah siput) di telinga dalam.

Dalam dunia medis, terdapat dua solusi utama bagi anak dengan kondisi seperti Lino yakni alat bantu dengar (Hearing Aid) – efektif untuk gangguan ringan hingga sedang dan implan koklea (Cochlear Implant) – direkomendasikan untuk gangguan pendengaran berat hingga total.

Implan koklea adalah alat elektronik yang ditanam melalui pembedahan di telinga dalam untuk menggantikan fungsi saraf pendengaran.

Prosedur ini memungkinkan anak mengenali suara, meski tetap memerlukan terapi wicara dan rehabilitasi jangka panjang.

Baca Juga:
Di Indonesia, biaya implan koklea bervariasi antara Rp 250 juta hingga Rp 400 juta per telinga, tergantung rumah sakit dan jenis perangkat yang digunakan.

Beberapa rumah sakit rujukan seperti RSCM Jakarta, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dan RS Dr. Soetomo Surabaya telah memiliki fasilitas ini.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen anak dengan implan koklea dapat mengembangkan kemampuan mendengar dan berkomunikasi secara lebih baik, terutama bila tindakan dilakukan sejak dini dan didukung dengan terapi intensif.

Kementerian Kesehatan juga memiliki program bantuan sosial kesehatan bagi anak penyandang disabilitas melalui skema subsidi alat kesehatan atau kerjasama dengan lembaga sosial dan yayasan peduli disabilitas.

Beberapa pemerintah daerah turut menggandeng CSR (Corporate Social Responsibility) swasta untuk membantu pembiayaan tindakan implan koklea bagi warganya.

Meski biaya menjadi tantangan besar, bagi keluarga Lino yang hidup dalam keterbatasan ekonomi, perhatian dari berbagai pihak memberi harapan baru.

Bantuan rumah layak huni dari pemerintah daerah adalah langkah awal. Perjuangan berikutnya untuk memastikan Lino mendapat akses perawatan medis yang tepat.

Baca Juga:
Kisah Lino bukan hanya tentang keterbatasan, tetapi juga tentang kepedulian sosial yang mampu menghadirkan harapan. Dengan sinergi antara kepolisian, pemerintah daerah, tenaga medis, dan masyarakat, masa depan Lino masih terbuka untuk cahaya yang lebih baik.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Jatuh Dari Perahu, Bocah di Sabu Raijua Ditemukan Meninggal Dunia

Jatuh Dari Perahu, Bocah di Sabu Raijua Ditemukan Meninggal Dunia

Patroli Hingga Dini Hari, Anggota Polsek Kota Lama Imbau Warga Hindari Konsumsi Miras

Patroli Hingga Dini Hari, Anggota Polsek Kota Lama Imbau Warga Hindari Konsumsi Miras

Jadi Tersangka, Pelaku Pelecehan Anak Dibawah Umur Ditahan Dan Terancam Hukuman Penjara 15 Tahun

Jadi Tersangka, Pelaku Pelecehan Anak Dibawah Umur Ditahan Dan Terancam Hukuman Penjara 15 Tahun

Petani di Kabupaten TTU-NTT Ditemukan Tewas Gantung Diri di Pohon Belakang Rumah

Petani di Kabupaten TTU-NTT Ditemukan Tewas Gantung Diri di Pohon Belakang Rumah

Seluruh Pasien Korban MBG Di Soe-TTS Sudah Dipulangkan, Tenaga Medis Tetap Siaga

Seluruh Pasien Korban MBG Di Soe-TTS Sudah Dipulangkan, Tenaga Medis Tetap Siaga

Bertemu Warga, Kapolres Sumba Barat Minta Masyarakat Jaga Kamtibmas

Bertemu Warga, Kapolres Sumba Barat Minta Masyarakat Jaga Kamtibmas

Komentar
Berita Terbaru