Senin, 29 September 2025

Prihatin Dengan Pendidikan Anak di Desa, Bhabinkamtibmas di Sumba Timur Galang Kerjasama Dengan Warga Bangun Sekolah Darurat

Imanuel Lodja - Senin, 29 September 2025 10:16 WIB
Prihatin Dengan Pendidikan Anak di Desa, Bhabinkamtibmas di Sumba Timur Galang Kerjasama Dengan Warga Bangun Sekolah Darurat
istimewa
Aipda Suryanto, Bhabinkamtibmas Desa Hanggaroru Kabupaten Sumba Timur saat mengajar di sekolah SMP TK yang dirintisnya
Dukungan dari warga di 14 RT se Desa Hanggaroru menjadi modal utama. secara swadaya warga mengumpulkan bahan untuk membangun gedung sekolah. Pekerjaan pun dilakukan secara gotong royong.

Baca Juga:

Namun pekerjaan terkendala dan tersendat karena minimnya material untuk membangun bangunan sekolah yang layak.

Aipda Suryanto dan warga setempat hanya bisa membangun bangunan ukuran 8 x 26 meter persegi yang disekat menjadi tiga ruang kelas. Atap bangunan menggunakan seng dengan dinding gedek (kayu bambu yang diayam) dan lantai kasar.

Bangunan pun jadi dan 19 siswa pun bisa mengeyam pendidikan seadanya. Mereka pun tetap tekun mencari modal membangun bangunan sekolah. Pada tahun 2018 hingga 2019, warga kembali menyumbang material bangunan, Masing-masing warga menyumbang lima batang kayu dan bambu sehingga bangunan makin layak pakai.

Baca Juga:

Mereka juga bersyukur karena dalam perjalanan ada warga yang menyumbang batako sehingga bangunan dibangun semi permanen dengan setengah tembok.

Kendala tidak berhenti sampai disitu. Pada tahun 2020 dan 2021, bangunan sekolah berulang kali roboh dan rusak dan warga pun kembali memperbaiki.

"Tekad warga memiliki sekolah menengah sangat kuat sehingga bangunan yang roboh dan rusak kembali kami perbaiki sehingga bisa membuat siswa nyaman belajar," ujar Aipda Suryanto saat dihubungi pada MInggu (28/9/2025).

Beruntung pada tahun 2021, ada pelayanan dari sebuah yayasan dari Jakarta di desa Hanggaroru. Yayasan tersebut fokus pada pelayanan dan membantu gereja.

Namun Aipda Suryanto, kepala desa dan warga memberanikan diri meminta bantuan yayasan tersebut membantu mereka memperbaiki bangunan sekolah.

Baca Juga:

Permintaan tersebut mendapat sambutan positif sehingga pihak yayasan membantu pembangunan tambahan tiga ruang kelas. "Sekarang sudah ada enam ruang kelas untuk 98 siswa," tandas bintara Polri lulusan tahun 2004 ini.

98 siswa di sekolah saat ini diajar oleh delapan orang guru. Hanya kepala sekolah yang berstatus ASN. Tujuh orang lainnya merupakan guru honor. Aipda Suryanto pun turun tangan menjadi guru.

ia memanfaatkan waktu luangnya diluar tugas kepolisian untuk mengajar di SMP TK Hanggaroru ini. Aipda Suryanto bertugas mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani dan melatih siswa untuk peraturan baris berbaris (PBB) dan tata upacara.

Upaya mencari berbagai bantuan juga terkendala karena belum ada perhatian dari pemerintah daerah dan pusat.

Beruntung saat ini sekolah ini sudah mendapat perhatian dari Kementerian Agama sehingga mendapatkan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS).

Bagi tujuh guru honorer, mereka digaji dari dana BOS, inisiatif Kementerian Agama dan kepedulian orang tua siswa melalui komite sekolah.

Baca Juga:

Aipda Suryanto sendiri mengisahkan perjuangan dirinya dan para guru karena ketiadaan dana. Para guru honorer kadang hanya mendapatkan biaya Rp 100.000 per bulan dari kepala desa sebagai uang lelah mengajar.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru