Tiga Orang Jadi Tersangka Kasus Penelantaran Ratusan Tenaga Kerja Asal Alor

Para pekerja dijanjikan gaji sebesar Rp 6.000.000 hingga Rp. 7.500.000 setiap bulan.
Baca Juga:
Namun AP memberikan syarat bahwa setiap calon pekerja dipungut biaya sebesar Rp 250.000 dan Rp. 500.000 dari calon pekerja yang akan menjadi koordinator lapangan (Korlap).
Uang pungutan tersebut diakui AP sebagai biaya administrasi registrasi kamar dan pembuatan kartu identitas pekerja. AP beralasan sebelum calon tenaga kerja masuk ke tempat kerja, para pekerja sudah harus menggunakan kartu identitas kerja.
Berbekal informasi tersebut, HL, HD, dan HLL mulai mencari calon tenaga kerja sejak awal bulan Mei lalu di Kabupaten Alor sehingga 119 orang laki-laki berhasil direkrut.
Para calon tenaga kerja ini dimasukkan dalam grup whatsapp Garuda Timur termasuk AP, HD, HL,dan HLL juga ada dalam grup tersebut.
AP pun sudah memungut biaya administrasi terdiri dari 13 orang Korlap masing-masing Rp 500.000 dengan total Rp 6.500.000 dan Rp 250.000 dari 106 oranng calon tenaga kerja atasu sebesar Rp 26.500.000.
"Total uang yang diterima sebesar Rp. 33.000.000," ujar Kapolres Alor. Uang pungutan itu disetorkan oleh calon pekerja dan Korlap kepada HL dan HD.
Selanjutnya uang pungutan tersebut dikirim oleh HL dan HD ke AP melalui rekening Bank BCA secara bertahap sesuai dengan setoran dari calon pekerja.
Para pekerja, ujar Kapolres, hanya dimintai KTP dan disuruh membuat rekening Bank BRI.
Pada Sabtu, 14 juni 2025 sekitar pukul 05.00 Wita para calon pekerja diberangkatkan dari Kabupaten Alor melalui Pelabuhan Dulionong, Kelurahan Binongko, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor menggunakan Kapal Tol Laut sabuk Nusantara 82 dengan tujuan Pelabuhan Kendari.
Selasa, 17 Juni 2025 sekitar pukul 05.00 Wita para pekerja tiba di pelabuhan Kendari, akan tetapi pada saat itu tidak ada AP atau pihak PT. Garuda Asia Timur Indonesia yang menjemput para pekerja sesuai dengan kesepakatan awal.
Ternyata, PT Garuda Asia Timur Indonesia tidak terdaftar pada pekerjaan konstruksi di Morowali, Sulawesi Tengah.
Ratusan calon tenaga kerja asal Alor ini pun resah dan sempat terjadi keributan. Petang hari ada petugas dari PT Quality Technology Contraktor Power Indonesia datang berniat menjemput para pekerja.
Pihak PT Quality menawarkan pekerjaan kepada calon tenaga kerja dengan menjanjikan sejumlah fasilitas dan gaji bagi para pekerja.
Kesal dan merasa kecewa, 20 orang calon tenaga kerja ini menolak bergabung dengan PT Quality Technology Contraktor Power Indonesia dan memilih pulang kembali ke Kabupaten Alor.

Ratusan Tenaga Kerja Asal Alor-NTT Direkrut Tanpa Prosedur Dengan Pungutan Biaya, Polres Alor Periksa Sejumlah Pihak

Bupati Alor Apresiasi Turnamen Catur Polres Alor

Satuan Polairud Polres Alor Gagalkan Penyelundupan Miras asal Kiser-MBD

Kunjungan Perdana Ke Alor, Wakapolda Tegaskan Komitmen Polri Melayani Masyarakat

Wakapolda NTT Salurkan Bansos Bagi Warga Kabupaten Alor
