Siswi SMA di Flores Timur-NTT Dicabuli Saat Mengendarai Sepeda Motor

digtara.com -NMP (19), siswi sebuah SMA di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT mengalami pelecehan seksual saat berkendaraan.

Baca Juga:

• 5 HP Murah Terbaik yang Bisa Jadi Remote AC, Spek Gahar Harga Bersahabat!
• Total Siswa Keracunan MBG Di Sumba Barat Daya Sebanyak 120 Orang
• Puluhan Siswa SMA Manda Elu-Sumba Barat Daya Diduga Keracunan MBG

Korban mengalami perbuatan yang tidak menyenangkan ini akhir pekan lalu di pertigaan jalan samping kantor Sat Pol PP, Kelurahan Puken atobi Wangi Bao, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Perkara tindak pidana kekerasan seksual dan atau percabulan ini sudah dilaporkan korban dalam laporan polisi nomor LP/B/132/VI/2025/SPKT/ Polres Flores Timur/Polda NTT.

"Terlapor masih dalam penyelidikan polisi," ujar Kasubsi PIDM Humas Polres Flores Timur, Iptu Anwar Sanusi dalam keterangannya pada Senin (9/6/2025).

Sekitar pukul 21.10 wita, korban dan rekannya EGDP (17), sementara dalam perjalanan pulang dari rumah temannya di kelurahqn Pukentobi Wangi Bao.

"Mereka hendak ke Kelurahan Postoh dengan mengendarai sepeda motor. Korban membonceng EGDP," ujar Iptu Anwar Sanusi.

Saat tiba di lokasi kejadian, pelaku bersama teman-temannya dengan menggunakan sepeda motor berboncengan empat orang mengikuti korban dari belakang.

Salah satu diantara empat orang tersebut memegang payudara korban.

Korban langsung berhenti. Karena kaget dan takut, korban langsung berteriak dan memaki ke arah pelaku.

Korban kemudian langsung berlindung ke rumah warga.

Saat itu juga sepeda motor yang ditumpangi pelaku juga ikut berhenti.

Salah satu orang yang duduk paling belakang langsung melompat turun dan melarikan diri.

Kemudian Lois langsung menghampiri korban dan sempat berdebat dengan korban.

Karena sudah banyak warga yang datang maka Lois langsung berjalan pergi meninggalkan korban.

"Atas kejadian tersebut pelapor yang juga korban mendatangi Polres Flores Timur membuat laporan polisi," tambah Iptu Anwar Sanusi.

Baik korban maupun rekannya tidak mengetahui persis siapa yang melakukan pelecahan terhadap korban.