Kurun Waktu Lima Tahun, Terjadi 59 Kasus Konflik Buaya dengan Warga di Wilayah NTT
Korban kini harus menjalani perawatan di RSUD W.Z. Johanes Kupang akibat kehilangan tangan kanannya karena dimakan buaya.
Baca Juga:
Kepala BBKSDA NTT, Arief Mahmud dalam keterangannya mengatakan kejadian konflik manusia dan satwa liar buaya terjadi di Danau Tuadale, Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang.
"Bahwa benar memang terjadi kasus konflik antara satwa liar dalam hal ini buaya dengan masyarakat yang sedang mencari ikan di Kawasan Konservasi Suaka Margasatwa Danau Tuadale, Desa Lifuleo,Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang," kata Kepala BBKSDA NTT Arief Mahmud`
Konflik satwa liar buaya dan manusia tersebut berawal dari korban Jiki yang pergi memancing sendirian di Kawasan Konservasi Suaka Margasatwa Danau Tuadale, Desa Lifuleo sekitar pukul 15.00 Wita.
Namun saat korban membuang umpan untuk memancing ikan, tiba-tiba dia langsung diserang oleh buaya dengan menggigit tangan kanannya.
" Pada saat (korban) melempar umpan tiba-tiba buaya sebesar kurang lebih 4 meter menerkam tangan kanan korban," kata Arief.
Usai diserang, korban pun langsung lari menyelamatkan diri tetapi tangan kanan korban putus. Dan saat melakukan diri korban sempat dikejar oleh buaya tersebut.
Korban yang ditemui di ruang perawatan Kelimutu RSUD W.Z. Johanes Kupang pada Selasa (11/2/2025) mengakui sudah sering memancing di Danau Tuadale dan selalu aman tidak ada gangguan ataupun menemukan buaya.
"Pergi pancing sendiri jadi pas mau buang umpan dia (buaya) sambar dan terkam di pergelangan (tangan) sini, dia tarik, beta (saya) juga tarik," kata Jiki.
Dia mengisahkan, saat menarik tangannya yang sudah berada dalam mulut buaya, korban sempat mencolok mata buaya tersebut.
Namun buaya tersebut langsung memutar badan sehingga telapak tangannya langsung putus. Korban kemudian melarikan diri tanpa telapak tangan kanannya.
"Waktu lari masih sempat dia kejar, beta lihat besar buayanya sekitar empat meter," ujarnya.
Dia mengaku kalau tidak mengetahui bahwa lokasi tersebut adalah kawasan suaka marga satwa karena tidak melihat adanya papan peringatan apapun.
"Disitu belum ada (papan peringatan), cuman yang danau sebelah itu banyak papan (peringatan) tapi di tempat beta pancing sonde (tidak) ada," kata Jiki.
HUT Ke 75, Polairud Polda NTT Gelar Sholat Gaib Dan Doa Bersama Untuk Korban Bencana Sumatera
Polda NTT Pastikan Tidak Ada Tambang Emas Ilegal Di Pulau Sebayur Besar-Manggarai Barat
Dua Warga di Kabupaten Sikka-NTT Mengaku Dianiaya Oknum Anggota Polri Dengan Popor Senjata
Wakapolri Tekankan Standar Layanan 110
Tidak Lulus Tes Psikologi Penerimaan Bintara Brimob, 214 Peserta Diberi Pendampingan Psikologi dan Konseling