Kaum Milenial di Kota Kupang Dibekali Pemahaman Soal Pencegahan Radikalisme
Baca Juga:
"Orang yang radikal cenderung menyendiri dan eksklusif serta cenderung menggunakan kekerasan dalam bertindak dan mau menang sendiri," ujarnya.
Diingatkan bahwa radikalis jika tidak dicegah akan menjadi teroris.
Kaum muda diajak terlibat dalam upaya pencegahan melalui kemitraan dan mencintai Pancasila.
"Perlu advokasi dan penyadaran. Pemuda harus memberi penyadaran soal bela negara serta OKP berperan memberikan kenyamanan dalam kehidupan sosial. (Ormas) yang meresahkan harus dibubarkan," tegasnya.
Dalam upaya itu masih ada sejumlah tantangan yakni masih ada prasangka buruk sehingga semua pihak bertanggungjawab menanamkan nilai patriotisme kebangsaan.
Perlu kerjasama seluruh unsur menjaga perdamaian.
AKBP I Ketut Suwijana menyebutkan kalau tantangan saat ini sangat berat terutama mempertahankan NKRI di era globalisasi.
"Jadikan perbedaan sebagai kekayaan bukan sumber perpecahan. Jangan pernah meninggalkan Pancasila," tandasnya.
"Agar tidak terpengaruh maka harus pahami dulu, perkuat imunitas dan jati diri karena demokrasi Pancasila adalah demokrasi jalan tengah," tambahnya.
Dr Ahmad Atang pada sesi FGD mengemukakan bahwa radikalisme adalah ancaman di semua negara.
"Radikalisme membawa virus baru dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk," ujarnya.
NTT memiliki toleransi yang kuat karena orang NTT bersaudara bukan karena agama tetapi karena budaya.
"Kekuatan kohesi sosial di NTT tidak perlu diragukan," tambahnya.
Radikalisme sering menggunakan aksi kekerasan sehingga terjadi terorisme.
Kurang dari 24 Jam, Terduga Pembunuh Ayah Kandung di Kota Kupang Ditangkap di Kabupaten TTS
Jenazah Buruh Diduga Korban Pembunuhan Anak Kandung Diotopsi, Polisi Kejar Terduga Pelaku
Korban Pengeroyokan Warga Yang Diduga Pelaku Curanmor Meninggal Dunia
Buruh Harian Lepas di Kupang Ditemukan Tewas Dalam Gubuk, Diduga Dibunuh Anaknya
Gagal Curi Sepeda Motor, Pria di Kupang Babak Belur Dihajar Massa