Kurang Piknik Bisa Bikin Orang Terpapar Radikal, Begini Penjelasan BNPT

digtara.com – Orang bisa terpapar radikal itu karena kurang piknik sehingga tidak memahami makna dan hakiki perbedaan, tidak toleransi terhadap keragaman, perbedaan yang merupakan sunatullah, kata Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. Ahmad Nurwakhid.
Baca Juga:
“Hal ini yang harus dipahami bersama. Relevan dengan hal ini pendekatan seni dan budaya menjadi penting karena dengan seni dan budaya akan bangkit spiritualitas di dalam kehidupan beragamanya,” kata Brigjen Pol. Ahmad Nurwakhid di Magelang, Selasa (31/5/2022) malam.
Hal tersebut dikemukakan pada acara Pelangi Cinta Nusantara dalam menyambut Hari Lahir Pancasila di Gedung Tri Bhakti Kota Magelang.
Baca: Singapura Tuduh Ustaz Abdul Somad Radikalisasi Remaja Singapura yang Ditangkap pada 2020
Ia menyampaikan radikal terorisme adalah cermin krisis spiritualitas dalam beragama dan berbangsa. Mereka lebih menonjolkan ritualitas dan simbol-simbol formal keagamaan tetapi lemah di bidang budi pekerti, lemah di bidang akhlak, dan lemah di bidang spiritualitas.
“Spiritualitas bisa bangkit kalau hati lembut, kalau hati penuh kasih sayang, penuh toleransi,” ucapnya.
Untuk membangun hati yang lembut, toleransi, spiritualitas, penghormatan terhadap sesama yang berbeda, kata dia, relevan menyelenggarakan kegiatan seperti ini, yaitu membangun spiritualitas, moderasi beragama, serta membangun wawasan nusantara melalui pendekatan seni dan budaya nusantara.
Ahmad mengapresiasi acara Pelangi Cinta Nusantara yang mementaskan seni dan budaya, ngaji nusantara, deklarasi damai, dan sarasehan budaya.
Menurut dia, berbicara terorisme tidak bisa lepas dari radikalisme atau ekstremisme dalam terminologi internasional.
“Paham radikal dan paham ekstrem ini yang menjiwai aksi terorisme. Jadi, dapat dikatakan semua teroris pasti berpaham radikal meskipun tidak semua yang terpapar paham radikal otomatis menjadi teroris,” katanya.
Dikatakan pula bahwa hal itu yang harus digarisbawahi dan yang lebih penting lagi tidak ada kaitannya radikalisme dan terorisme dengan agama apa pun, tidak ada kaitannya karena tidak ada satu pun agama yang membenarkannya.
Akan tetapi, kata dia, ini terkait dengan cara beragama dan pemahaman keagamaan yang salah dan menyimpang dari oknum umat beragama dan biasanya hal ini didominasi oleh umat beragama yang menjadi mayoritas di suatu wilayah atau suatu negara.
“Kebetulan di Indonesia ini mayoritas muslim maka teroris yang kami tangkap, kami proses hukum KTP-nya muslim. Saya tidak berani mengatakan Islam karena Islam yang saya pahami yang saya yakini sangat mulia, sangat tinggi,” katanya.
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerjasama digtara.com dengan suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggungjawab suara.com.
Kurang Piknik Bisa Bikin Orang Terpapar Radikal, Begini Penjelasan BNPT

Warga Malaka Diminta Waspadai Terorisme Melalui Kearifan Lokal

Siswa SMK di Kota Kupang Dibekali Bahaya Terorisme dan Intoleransi

Cegah Paham Radikaliame dan Terorisme di NTT, BNPT-FKPT NTT Gelar Kegiatan "Gembira Beragama"

Siswa SMA Negeri 5 Kupang Dibekali Penanggulangan Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme

Polisi Terjunkan Anggota Sesuai Tahapan Pemilu
