Belasan Warga Datangi Polda Sumut Bawa Balon Merah Putih dan Sebuah Surat

digtara.com – Belasan warga datangi Polda Sumatera Utara (Sumut) dengan membawa balon udara dan spanduk bertuliskan surat untuk tuhan, Senin (4/4/2022).

Baca Juga:

• Anggota DPRD Sumut Apresiasi Kinerja Kapolda Sumut Tangani Perkara Ninawati
• Mengawal Demokrasi, Polda Sumatera Utara Gelar Latihan Penanganan Aksi Unras dengan Pendekatan Humanis
• Diminta Mahasiswa Mundur dari Kapolda Sumut, begini Jawaban Irjen Whisnu

Dalam surat untuk tuhan tersebut betuliskan juga dibawahnya, Kepada : Tuhan Yang Maha Esa
Hal : Mohon Keadilan Yang Seadil-adilnya STTLP 147 / VII / 2020 / Sumut / SPKT
(Sebagai Pelapor) Dan Kriminalisasi Sebagai Terlapor STTLP B / 1752 / XI / 2021 / SPKT / Polda Sumut.

Dwi Sinaga seorang pengacara yang datang dengan membawa balon merah putih yang dibawahnya bertuliskan surat untuk tuhan mengatakan, kedatangan mereka bukanlah yang pertama kali.

Mereka sebelumnya pernah datang ke gedung Ditreskrimum Polda Sumut dengan membawa kue tart sebagai simbol nyaris 2 tahun laporannya tidak ditanggapi.

Baca: Enam Bulan Betugas di Papua, 205 Personil Brimob Polda Sumut Pulang Kampung

“Gerakan kami ini bukan suatu orasi, kami kuasa hukum di sini itu bentuk upaya hukum yang kami lakukan, kenapa, kami sudah menyurati terkait perkara ini ke Mabes Polri, semua, sudah kami lakukan upaya, akan tetapi perkara kami sampai 20 bulan, tidak berjalan, makanya kami bingung melakukan upaya apa, hanya ke tuhan kami mengadu, itu upaya yang kami lakukan hari ini,” ucapnya kepada wartawan.

Dwi menambahkan, aksi yang dilakukannya masih terkait masalah kejanggalan hukum terhadap kliennya, terkait dengan Yayasan Pancawan.

“Kita mengadukan terhadap perkara 266, 263 terkait yayasan yang diduga dipalsukan oleh MP, kami tidak tahu siapa di belakang MP, tapi hingga saat ini perkara itu tidak naik, sudah dilakukan Lidik ke sidik, setelah sidik dilakukan gelar penetapan tersangka,” ucapnya lagi.

Terkait dengan penetapan tersangka, Dwi mengatakan dirinya sangat heran.

“Penetapan tersangka sangat rancu, kenapa, saya bingung di KUHAP mana diatur harus difaktakan kerugian materil, sementara diduga suatu timbul niat saja sudah ada kerugian materil, jadi jangan difaktakan,” ucapnya lagi.

Maka dari itu, Dwi berharap agar kasusnya ditanggapi serius oleh Polda Sumut.

“Harapannya, tidak harus begini lah , kamu sudah mentok, upaya apa yang kami lakukan, ini perkara didiami karena ada di belakangnya, demi keadilan kami akan tempuh jalur apapun, kami akan tempuh apapun upaya di luar nalar,” harapnya.

Belasan Warga Datangi Polda Sumut Bawa Balon Merah Putih dan Sebuah Surat