Cerita Pilu Orangtua Marsela Bahas, Sempat Trauma ke Kebun Usai Anaknya Dibunuh Tinus

digtara.com – Raut wajah Yonatan Bahas dan istrinya Fransina Saa tampak murung saat bicara soal kematian anaknya, Marsela Bahas (18). Pasangan suami istri ini masih menaruh amarah atas perbuatan Yustinus Tanaem alias Tinus yang sudah membunuh dan memperkosa anak gadis kesayangan mereka.
Baca Juga:
“Dia jahanam,” ujar Fransina dengan mata menyala ketika berbicara mengenai sosok Tinus.
Yonatan dan Fransina sama sekali tidak mengenal Yustinus.
“Kami hanya lihat wajahnya saat orang-orang tunjukkan foto Tinus waktu sudah ditangkap polisi,” ujar Fransina saat ditemui di kediamannya di Tanaloko, RT 09/RW 05, Kelurahan Oenesu, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Senin (24/5/2021) petang.
Yonatan dan Fransina mengawali obrolannya dengan menggambarkan sosok anak gadis mereka, Marsela Bahas.
Baca:Â Sadis! Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas, Celana Melorot dan Tubuh Penuh Luka
Marsela Bahas merupakan anak sulung dari 3 bersaudara. Ada 2 adiknya, Daniel Bahas (14) dan Julita Bahas (5). Sebagai anak paling besar, orangtua selalu mengandalkannya, termasuk mengurus ternak dan kebun.
“Dia (Marsela) adalah harapan dan tulang punggung keluarga,” ujarnya lirih.

Semasa hidupnya, Marsela yang masih siswi kelas II SMA negeri Kupang Barat selalu membantu pekerjaan di rumah dan di kebun.
Pada tahun 2020 lalu, Yonatan mendapatkan bantuan pembangunan rumah sederhana dari pemerintah karena selama ini mereka menempati rumah beratap daun, berdinding kayu dan berlantai tanah.
Pemerintah hanya membantu bahan bangunan, sementara pembangunan dilakukan secara swadaya. Kebetulan Yonatan juga berprofesi sebagai tukang sehingga ia sendiri yang membangun rumahnya.
Marsela lah yang menjadi andalan mereka menimba air untuk campuran semen karena jarak sumur yang cukup jauh dari rumah.
“Pulang sekolah, Marsela dibantu adik nya langsung pikul air dan isi drum. Setelah itu baru bapak nya pulang dari kebun mulai campur semen dan bangun rumah ini,” ujar Fransina.
Usai mengisi air dalam drum, Marsela langsung ke kebun mencari pakan untuk ternak sapi dan membantu orang tua membersihkan kebun.
Rutinitas ini dilakukan setiap hari, kecuali hari Minggu karena Marsela harus ke gereja dan mengikuti katekasasi sidi.
Keluarga sangat Terpukul
Yonatan dan Fransina masih menyesali kepergian anak gadis mereka. Keduanya tidak sanggup memandang jasad Marsela saat itu karena trauma dengan cerita kalau tubuh Marsela dipenuhi luka.
“Kami tidak berani lihat jenazah dalam peti karena sangat terpukul,” tambah Fransina.
Pasca kematian Marsela, mereka beberapa kali diperiksa di Polsek Kupang Barat dan Polres Kupang.
“Kami terus berdoa supaya polisi bisa tangkap pelaku,” ujar Fransina.
Mereka awalnya sangat pesimis polisi cepat menangkap pelaku karena pelaku juga membawa handphone korban dan sama sekali tidak ada jejak pelaku di lokasi kejadian.
“Tapi kami yakin, ini darah dan nyawa manusia. Lambat atau cepat pasti akan ada hasilnya. Doa kami ternyata Tuhan jawab dan pelaku bisa ketemu,” ujar Fransina.
Ia mengakui saat mendapat kabar kalau ada pelaku yang ditangkap karena membunuh seorang gadis di Batakte, mereka juga berharap kalau pelaku itu juga yang membunuh Marsela.
“Ternyata dia (Tinus) juga yang membunuh anak kami. Tuhan sudah buka jalan dan kerja keras polisi berhasil,” tambahnya.
Selain menggambarkan sosok pelaku sangat keji dan jahanam, Yonatan dan Fransina juga mengaku menyesal tidak habis-habis atas kejadian ini.
Trauma ke kebun
Ia mengisahkan sejak Februari hingga saat ini mereka trauma ke kebun. Alasannya karena pelaku saat itu belum ditangkap dan masih berkeliaran.
“Kami takut kalau ke kebun tiba-tiba pelaku datang dan bunuh kami,” ujarnya.
Oleh karena itu saat panen jagung, mereka pun tidak melakukan sendiri-sendiri. Satu pick up kerabat dari desa sebelah didatangkan membantu mereka untuk panen jagung.
Namun jagung yang ditanam di kebun lokasi Marsela dibunuh belum dipanen karena Yonatan dan Fransina masih sangat trauma apalagi jika mengingat sosok anak gadis mereka.
“Selain masih takut, kami juga trauma,” tandasnya.
Fransina dan keluarga berharap bisa bertemu pelaku dan melihat wajah pelaku. Mereka juga berharap pelaku dihukum seberat-beratnya.
Di Hari Kematiannya
Marsela Bahas (18), siswi SMA yang juga warga RT 09/RW 05, Kelurahan Oenesu, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, NTT ditemukan tewas, Kamis (25/2/2021).
Jasad korban ditemukan di pekarangan kebun milik warga di Kelurahan Oenesu, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.
Sejak Rabu (24/2/2021) siang, sekitar pukul 13.00 wita, korban menggembalakan dan melihat ternak sapi. Namun hingga sore hari sekitar pukul 16.00 wita korban belum juga pulang kerumah.
Orang tua korban mencari korban. Hingga malam hari, korban tidak ditemukan. Orang tua korban menyampaikan kepada ketua RT 09 Kelurahan Oenesu, Maksen Solu bersama warga melakukan pencarian hingga pukul 23.00 Wita.
Keesokan harinya, sekitar pukul 09.30 wita, saat hujan reda, Yakob Pong (50) berusaha mencari di sekitar lokasi kejadian.
Ia menemukan korban dalam semak rerumputan. Saat itu warga lain Niko Oktokene (50) hanya melihat kaki korban karena terhalangi rumput.
Niko meminta Yakob untuk melihat korban secara jelas. Karena takut, Yakob dan Niko langsung memberitahukan kepada Ketua RT 09 Kelurahan Oenesu guna memastikan.
Mereka mendapati korban dalam keadaan tergeletak sudah tidak bernyawa dan tidak menggunakan celana.
Celana pendek warna merah sudah diturunkan di betis dan jaket hitam dan baju warna hitam garis abu sudah dinaikan ke dada bagian atas.
Di lokasi kejadian ditemukan barang milik korban berupa sendal jepit milik ayah korban yang digunakan oleh korban.
Pada tubuh korban ditemukan luka tusuk menggunakan barang tajam di perut bagian kiri.
Ada juga luka tusuk di leher bagian kiri, lebam hitam di perut, lebam hita di lutut kanan dan lebam hitam di lutut kiri. Korban rupanya diperkosa lalu dibunuh oleh Tinus.

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
