Cerita dari Kematian Nani, Lili Welkis: Beta Pu Hati Hancur

digtara.com – Misteri kematian Yuliani Apriliani Lie Welkis alias Nani (19), gadis asal Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang sudah terungkap menyusul ditangkapnya Yustinus Tanaem alias Tinus (41). Lili Welkis, sang kakak merasakan duka mendalam.
Baca Juga:
Cara sadis Tinus dalam membantai korbannya membuat keluarga terpukul. Tak terkecuali kakak korban Lili Welkis (21) yang menjadi sosok keluarga terakhir yang bertemu dengan Nani.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto, dalam jumpa pers bersama sejumlah wartawan di Mapolda NTT, Jumat (21/5/2021) siang mengungkapkan, pelaku merayu korban melalui media sosial dengan iming-iming pekerjaan dan besaran gaji tertentu. Setelah berhasil memperdaya korban, pelaku kemudian memperkosa dan membunuh korban.
Kakak korban, Lili Welkis yang dihubungi media bintangflobamora.com, lebih banyak menangis setelah mendapat kabar bahwa pelaku pembunuhan adiknya Nani Welkis telah ditangkap aparat kepolisian.
Sesekali Lili hanya berkata dalam suara yang serak, “Ado, kasihan beta pu adik, ado beta pu adik.â€

Kontributor media yang menghubunginya pun tidak dapat melontarkan pertanyaan apa pun. Namun di sela tangisannya, Lili sempat mengungkapkan kepediahan hatinya.
“Beta pu hati hancur, beta sakit hati tapi mo bilang apa lai. Biar su Tuhan yang ator,†katanya dalam dialek Kupang.
Lili Welkis (21) dan Nani Welkis (19) adalah kakak beradik asal Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Keduanya sepakat meninggalkan keluarga di Kampung untuk mencoba peruntungan di Kota Kupang. Alasan yang paling mendesak ialah membantu ekonomi keluarga.
Di Kota Kupang mereka sama-sama mengais rejeki sebagai penjahit. Berbekal keterampilan yang diperoleh di bangku SMK, Lili dan Nani mendapat pekerjaan di rumah jahit. Meski berbeda bos, tempat kerja mereka sama-sama berlokasi di Pasar Oebobo. Begitupun, gaji yang mereka dapat belum memuaskan sehingga Nani berencana mencari pekerjaan baru.
Sejak Januari 2021, keduanya mengarungi suka duka di kos-kosan yang terletak di jalan Frans seda, RT 42, RW 13, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.
Menurut pengakuan Tono Ranggo, rekan se-kos Lili dan Nani, setiap hari keduanya selalu menjalankan aktivitas secara bersama-sama.
“Jarang kami lihat mereka sendiri-sendiri. Apa saja selalu dilakukan berdua,†katanya.
Keduanya juga mendapat kesan yang istimewa di mata rekan-rekan se-kos.
“Lili dan Nani sangat sopan dan ramah. Tidak banyak bicara tetapi baik hati,†ungkapnya lagi.
Bahkan, pada hari Jumad (14/5/2021) sebelum dinyatakan hilang, Nani sempat membantu rekan kosnya yang sedang sakit.
“Sebelum Nani pergi, dia sempat beri saya obat karena waktu itu dia lihat saya sedang lemas. Setelah beri obat, saya memang sempat dengar Nani menerima telepon dari seseorang kemudian pergi meninggalkan kos,†ujar Tres Banda, sesama anak kos yang kamarnya berhadapan langsung dengan kamar Lili dan Nani.
Kini, Lili harus ikhlas melepaskan kepergian adiknya secara tragis. Setelah dinyatakan hilang pada Jumad (14/5/2021), Nani ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi yang mengenaskan di Kelurahan Batakte, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Senin (17/5/2021). (hai/*)

Ribut Pasca Mabuk Miras, Sejumlah Pemuda di Kupang Diamankan Polisi

Tersangka Pembuang Bayi di Kupang Dilimpahkan ke Kejaksaan

Dinkes dan BKD Langkat Bantah Tudingan Pungli: Proses Kenaikan Jabatan Sesuai Regulasi Nasional

Ketua DPRD Sumut Sambut KoJAM Dalam Kolaborasi Pemberitaan

Mahasiswa di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri, Sebelum Tewas, Korban Sempat Minta Uang Beli Pulsa
