Perlombaan Tradisional masih Jadi Pilihan di Perayaan Tujuh Belasan

digtara.com | MEDAN – Beberapa perlombaan tradisional masih menjadi pilihan masyarakat di Kota Medan dalam memeriahkan perayaan HUT ke-74 Kemerdekaan RI.

Baca Juga:

• Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat
• Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS
• Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Seperti yang dilaksanakan di Kecamatan Tuntungan yang pada tahun ini dipusatkan lapangan sekolah Yayasan Pendidikan Nasional Pencawan.

Menurut Ketua Panitia Perayaan HUT RI ke-74 Kemerdekaan RI Tingkat Kecamatan Tuntungan, Hendra Arjudanto, bukan hanya upacara bendera detik-detik Proklamasi, pihaknya juga menggelar sejumlah perlombaan yang tergolong sudah menjadi tradisi.

“Kami mengadakan lima jenis lomba kerakyatan untuk para pelajar, mulai dari tingkat SD sampai sekolah menengah,” ujarnya di sela-sela perlombaan, Sabtu (17/8/2019).

Dia jelaskan, berbagai elemen masyarakat ikut serta dalam pelaksanaan upacara bendera. Mulai dari pelajar, ASN, guru, pengurus ormas dan OKP dengan jumlah total sekitar 1.500 orang.

Setelah upacara bendera, pihak panitia langsung menggelar kelima perlombaan, antara lain kompetisi bola volly, lomba makan kerupuk, lomba memasukkan paku ke dalam botol, lomba estafet tepung dan lomba lari goni.

Pemusatan kegiatan di Sekolah Pencawan ini sebenarnya bukan kali pertama. Perayaan HUT RI tingkat Kecamatan Tuntutangan terakhir kalinya dipusatkan di Sekolah Pencawan sekitar empat tahun lalu.

Meski bagi Sekolah Pencawan ini bukan pertama kalinya menjadi tuan rumah perayaan HUT Kemerdekaan RI, tetapi bagi Topan Ginting, dari catatan Digtara, ini kali pertama dia menjadi inspektur upacara HUT Kemerdekaan RI sebagai Camat Tuntungan sejak dilantik pada 11 Juli 2019.

Topan mengatakan, perlombaan-perlombaan kerakyatan atau tradisional menjadi pilihan karena sudah menjadi semacam ikon dalam memeriahkan perayaan HUT Kemerdekaan.

“Selain itu, perlombaan-perlombaan kerakyatan seperti ini sarat dengan nilai-nilai sosial, seperti kebersamaan dan kesederhanaan,” ujarnya.

Kendati masih mengadakan perlombaan-perlombaan tradisional, tetapi ada yang berbeda dalam perayaan HUT Kemerdekaan tingkat Kecamatan Tuntungan kali ini.

Yakni upacara bendera dengan arena perlombaan diadakan pada lokasi yang sama sehingga jumlah yang terlibat menjadi jauh lebih banyak.

Perlombaan-perlombaan tradisional juga diadakan di kecamatan lain seperti di Kampung Aur, Kecamatan Medan Maimun.

Dari pengamatan, masyarakat di sana menggelar beberapa kegiatan di bantaran Sungai Deli. Salah satu kegiatan yang digelar tergolong merupakan perlombaan paling populer dalam suasana HUT Kemerdekaan, yakni panjat pinang.

“Kami juga mengadakan lomba fashion show dengan pakaian daerah yang diikuti ibu-ibu rumah tangga dan pada malam harinya ada pentas seni dan budaya,” tutur Humas Gebyar Kemerdekaan Kampung Aur, Soni Muhammad Nor.

Kemeriahan perayaan HUT ke-74 Kemerdekaan RI di Kota Medan juga dimeriahkan kegiatan-kegiatan yang bernuansa lebih modern. Seperti yang diikuti murid sekolah Az-Zakiyah di Kecamatan Medan Tembung.

Pada hari ini pihak manajemen sekolah menggelar beberapa kegiatan seperti pertunjukan kostum robot dan perlombaan percobaan sains serta perlombaan fashion show kostum robot (rangkaian kegiatan Sains and Robotic Fair Project).

[AS]