Diserang Djarot Berkali-kali, Kubu Akhyar Angkat Bicara

digtara.com – Terus mendapat berbagai tudingan yang mengarah ke negatif dari Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut, Djarot Syaiful Hidayat, kubu Akhyar Nasution akhirnya angkat bicara.
Baca Juga:
Melalui Ketua Relawan Jadikan Akhyar Medan Satu (JAMU), Ade Dermawan, mereka menyebut tudingan itu tidak beralasan.
“Dalam beberapa hari ini, kita dengar bahwa mas Djarot menyatakan Akhyar tak dipilih karna terlibat kasus hukum MTQ dan dipanggil Polda. Padahal, 2016 Djarot juga dipanggil polisi untuk kasus reklamasi, tanah Cengkareng Barat,” kata Ade kepada sejumlah wartawan, Rabu (29/7/2020).
“Tapi belum, itu belum terbukti, gitu juga Akhyar, belum terbukti, jadi jangan di framing,” imbuhnya.
Baca: Djarot Segera Panggil Anggota Fraksi PDIP DPRD Labusel yang Diduga Terlibat Penganiayaan Sopir
Dalam persoalan MTQ itu, Ade menyebut jika Akhyar bukan sebagai Pengguna Anggaran (PA) dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Jadi, ia berharap Djarot untuk melihat data secara lengkap sebelum berstatement.
Jangan diframing lagi
Selanjutnya, pernyataan Djarot yang menyebut jika Akhyar merupakan bagian dari Dzulmi Eldin juga mendapat sorotannya. Dalam kasus itu, ia menyebut jika Akhyar tak terlibat sama sekali.
“Dalam kasus itu, justru nama Akbar Himawan Buchari yang disebut. Bahkan rumahnya sempat digeledah dan dicekal KPK. Akbar itu siapa? Kan orang dekatnya Bobby Nasution. Jangan di framing lagi, saya bukan merekayasa, ini ada di media,” ucapnya.
Kemudian, ia membantah pernyataan yang menyebut jika Akhyar pindah ke Demokrat karena haus kekuasaan. Malah, menurut Ade, Akhyar justru ingin melawan keangkuhan dan tak ingin oligarki kekuasaan terjadi di Medan.
Tak hanya itu, sekira bulan Januari 2020, Ade mengungkapkan jika Akhyar pernah ditemui orang dekat istana di suatu tempat. Dalam pertemuan itu, Akhyar diminta mundur dan akan diberi kompensasi.
Baca: Djarot: PDIP Ogah Berkoalisi dengan Demokrat dan PKS
“Akhyar bukan haus kekuasaan maka pindah partai, Akhyar ingin melawan keangkuhan, kezaliman yang terjadi. Kalau dia haus kekuasaan, sudah diambilnya tawaran itu. Tapi dia tak ingin di kotanya terjadi oligarki kekuasaan,” demikian Ade. [Mag-5]
https://www.youtube.com/watch?v=wVgB_WE78y8
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel YoutubeDigtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.
Diserang Djarot Berkali-kali, Kubu Akhyar Angkat Bicara

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
