Kerusuhan Aksi 22 Mei Tak Cerminkan Ajaran Islam

digtara.com | JAKARTA – Massa aksi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) terlibat kericuhan dengan aparat kepolisian di sejumlah titik di wilayah Jakarta.
Baca Juga:
Dalam aksi tersebut, massa aksi kerap menyerukan takbir dan menggunakan simbol-simbol Islam. Padahal Islam tidak pernah mengajarkan demo maupun membuat aksi kericuhan dalam menyampaikan aspirasi atau suatu ajakan.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Nusa Tenggara Barat, Masnun Tahir mengatakan, Islam mengajarkan bil khihmah wal mauizatul khasanaha wal mujahadah khasanah untuk menyampaikan aspirasi dan suatu ajakan.
“Polanya (demo dan kericuhan) di luar tradisi kita,” kata Ketua PWNU NTB Masnun Tahir seperti dilansir Okezone, Rabu (22/5/2019)
Ia menilai kerusuhan dalam aksi 22 Mei tersebut mungkin saja dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak melakukan tabayun atau klarifikasi hingga menimbulkan hoaks dan fitnah. Memprihatinkan, sebab yang menjadi korban adalah rakyat biasa, sementara sebagian elit tidak mau tahu.
Bentrokan tersebut sangat disesalkan karena dengan cara-cara anarkis anarkis. Apalagi dilakukan di bulan puasa dapat mencindarai kesucian bulan yang harusnya diisi dengan peringatan Nuzulul Qur’an.
“Aksi demo yang diwarnai kericuhan tidak mencerminkan etika dan akhlak Islam.”tukasnya.
Kepada elit politik, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram itu 3mengimbau agar dapat duduk bersama memikirkan kepentingan bangsa, serta solusi bersama-sama menyelesaiakan persoalan bangsa. Para elit harus mampu menunjukkan cara-cara negarawan, menjadi politisi yang santun.
“Juga menghargai perbedaan, karena pemilu adalah permainan, sedangkan sunatullah kalah menang itu takdir,” ujarnya.
Semangat negarawan harus dipegang teguh untuk mampu membangun dan menjaga NKRI, sehingga jangan memprovikasi atau mengeluarkan statemen yang bernada provokasi, apalagi mengajak pada tindakan inkonstitusional.
Sementara itu Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat Sidoarjo Jawa Timur, KH Agus Ali Masyhuri yang akrab disapa Gus Ali menilai kericuhan dalam aksi 22 Mei di sekitar Pasar Tanah Abang, Rabu (22/5) sebagai tindak kriminal dan kekerasan. “Demo ke Bawaslu apa Tanah Abang? Kalau ke Tanah Abang ini tidak nyambung dengan Pemilu. Polisi harus memetakan itu,” kata Gus Ali.
[AS]

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
