Komoditas Pangan Naik Jelang Natal, Inflasi Mengintai

digtara.com – Sejumlah harga kebutuhan pokok jelang Natal dan Tahun Baru mengalami kenaikan. Beberapa komoditas yang naik diantaranya adalah telur ayam. Komoditas Pangan Naik Jelang Natal, Inflasi Mengintai

Baca Juga:

• Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat
• Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS
• Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Dimana telur ayam yang sebelumnya berada di kisaran Rp 22 ribuan per kg, saat ini dijual di kisaran Rp 24.800 per kg. Daging ayam juga begitu. Sepekan lalu yang sempat paling mahal di kisaran Rp 33 ribu per kg, saat ini dijual di kisaran harga Rp 36-37 ribuan per kg.

Selanjutnya harga daging naik dari kisaran Rp 105 hingga Rp 130 ribu per kg. Saat ini, dijual di kisaran Rp 120 hingga Rp 130 ribu per kg.

Selanjutnya minyak goreng curah naik dari Rp 13 ribu menjadi kisaran Rp 13.500 hingga Rp 14 ribu per kg. Harga Gula pasir juga demikian, naik rata-rata Rp 500 per Kg saat ini di kisaran Rp13.500 hingga Rp 16 ribu per kg.

Akan tetapi, cuaca yang cukup bersahabat beberapa hari terakhir juga turut berkontribusi terhadap penurunan harga sejumlah komoditas hortikultura. Diantaranya adalah cabai merah dan cabai rawit.

Cabai merah mengalami penurunan, setelah di pekan lalu sempat dijual di kisaran Rp37.000 hingga Rp 41 ribu per kg, harga cabai merah saat ini berada di kisaran Rp 33.000 hingga Rp 40 ribu per kg.

Cabai rawit juga demikian, sempat paling mahal di kisaran Rp 57 ribu per kg. Saat ini, paling mahal dijual harga Rp 50 ribu per kg. Bawang merah juga demikian, rata-rata turun Rp 2.000 per kg, di kisaran Rp 25 ribu per kg.

Untuk bawang putih juga demikian, sebelumnya sempat Rp 24 ribuan per kg. Saat ini, dijual di kisaran Rp 22 ribuan per kg.

“Saya berkesimpulan, sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan itu murni dikarenakan tren permintaan tinggi menjelang Natal. Dan sejumlah komoditas yang turun karena cuaca yang membaik sehingga stok mengalami pemulihan,” ujar Ekonom, Gunawan Benjamin, Selasa (15/12/2020).

Jadi, lanjut Gunawan, Desember ini, memang akan ada potensi kenaikan laju tekanan inflasi. Mungkin bisa diatas 0.3%.

Meskipun ada beberapa pekan lagi hingga penutupan akhir tahun 2020. Hanya saja yang menjadi persoalan selanjutnya adalah tren konsumsi ini diperkirakan akan semakin meningkat setelah Natal hingga tahun Baru nantinya.

Harga pangan justru tetap naik

Dari hasil pemantauan di sejumlah pasar, tren konsumsi jelang Natal ini mengalami kenaikan yang cukup besar dan terlihat merata di sejumlah komoditas pangan non hortikultura.

Padahal Bulog menyatakan bahwa stok untuk gula pasir, beras dan minyak goreng ini berada dalam posisi yang aman.

Termasuk juga ketersediaan daging sapi. Tetapi komoditas tersebut belakangan justru tetap naik, kecuali beras.

“Saya menilai kenaikan stok ini seharusnya tidak dibarengi dengan kenaikan harga jika ketersediaannya cukup. Seharusnya pemerintah melakukan sidak. Lakukan penelusuran jalur perdagangan atau distribusi untuk menemukan dimana pemicu kenaikan harga tersebut,” katanya.

Karena untuk Pedagang sejumlah komoditas tadi bukanlah hanya Bulog. Masih ada pedagang lainnya yang berkecimpung disitu. Walaupun Bulog punya ketersediaan stok yang mumpuni.

“Jadi kita harus sudah mengecek mulai dari petani/importir/produsen hingga ke pedagang pengecer. Dan temukan dimana titik kenaikan harga tersebut,” ucapnya.

Masalah akan semakin rumit seandainya kenaikan harga justru terjadi di level pedagang pengecer. Ini akan buat pengendalian harga menjadi sulit dilakukan.

Tetapi kalau kenaikannya justru terjadi pada level importir atau pedagang besar. Maka disini Satgas Pangan bisa melakukan intervensi dengan kekuatannya.

“Tidak bisa dipungkiri memang kenaikan harga pangan tersebut terjadi disaat perayaan keagamaan. Ini memang kerap terjadi bukan hanya saat Natal. Kenaikan harga kebutuhan pokok yang tinggi juga kerap terjadi pada saat bulan Ramadhan dan Idul Fitri,” sebutnya.

[ya]  Komoditas Pangan Naik Jelang Natal, Inflasi Mengintai