Survei Bloomberg: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III Diprediksi di Bawah 5%

digtara.com -Kuartal III tahun 2025 telah berakhir, dan meski data resmi pertumbuhan ekonomi baru akan diumumkan pada awal November, sejumlah pihak mulai merilis proyeksi mereka.
Baca Juga:
"Kuartal III kelihatannya akan cukup tangguh, mungkin sekitar 5 hingga 5,1%. Ekspor kita masih cukup baik di kuartal ini," ujar Febrio Nathan Kacaribu, Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, kemarin.
Selain ekspor, Febrio menambahkan bahwa aktivitas industri manufaktur juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data Purchasing Managers' Index (PMI), aktivitas manufaktur Indonesia pada Juli hingga September masing-masing berada di angka 49,2, 51,5, dan 50,4, menunjukkan tren perbaikan.
Baca Juga:"Meskipun sempat muncul risiko sosial politik, kami harap ekonomi tetap bisa bertahan kuat di kuartal III," tambahnya.
Pasar Lebih Hati-Hati: Proyeksi Bloomberg di Bawah Pemerintah
Namun, proyeksi dari pelaku pasar ternyata lebih konservatif. Berdasarkan konsensus survei Bloomberg, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 diperkirakan hanya mencapai 4,8% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi Indonesia diperkirakan meningkat 0,95%, sedikit di bawah perkiraan sebelumnya yaitu 1%.
Tantangan Pencapaian Target APBN 2025
Baca Juga:Untuk keseluruhan tahun 2025, pasar memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 4,9% yoy — lebih rendah dari target APBN 2025 yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,2% yoy.
Guna menjaga momentum pertumbuhan, Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter. Konsensus Bloomberg memperkirakan suku bunga acuan BI Rate akan berada di level 4,5% pada akhir 2025, turun dari posisi saat ini yaitu 4,75%.
"Pelonggaran moneter di tengah tekanan terhadap rupiah memberi sinyal bahwa kebijakan moneter BI kini lebih diarahkan untuk mendukung permintaan domestik dan menjaga pertumbuhan agar mendekati target 5,2%," ujar Ahmad Mobeen, Ekonom Senior S&P Global Market Intelligence, dikutip dari Bloomberg News.

Deputi Gubernur BI Diperiksa KPK, Kasus Korupsi CSR DPR RI Kian Terkuak

Viral Uang Pecahan Rp250 Ribu Edisi HUT RI ke-80, Bank Indonesia Tegaskan Hoaks!

Polres Sabu Raijua SP3 Kasus Upal, BI Ganti Dengan Uang Baru

Kasus Dugaan Upal di Sabu Raijua Bakal di SP3

Utang Luar Negeri Indonesia Bengkak Jadi Rp 7.078 Triliun, BI: Masih Terkendali
