Mei, Bawang Putih Pengaruhi Inflasi di Sumut

Digtara.com | MEDAN – Kenaikan harga bawang putih menjelang ramadhan dan di awal Ramadhan akan membuat bawang putih berpeluang tetap menjadi komponen bahan pokok yang akan mempengaruhi inflasi. Demikian dikatakan Pengamat Ekonomi Sumut, Gumawan Benyamin kepada wartawan hari ini.

Baca Juga:

• IHSG Masih Menguat ke Level 7.100 pada Rabu, Tapi Waspada Potensi Koreksi
• Kemendagri Soroti 214 Pemda Tidak Berupaya Menangani Inflasi, Langkat tidak Termasuk
• Antisipasi Inflasi Jelang Ramadhan, Faisal Hasrimy Gelar Gerakan Pasar Murah di Kecamatan Sei Lepan

“Harga bawang putih yang di bulan april kemarin bergerak dalam rentang 34 ribu ke 40 ribu, di bulan Mei pergerakan harganya berkisar antara 100 ribu per Kg ke 30 ribu per Kg saat ini,” katanya.

Dia menjelaskan fluktuasi harga bawang putih sangat signifikan. Bahkan di dua pekan pertama bulan Mei, harga bawang putih smepat menembus 100 ribu per Kg. Lonjakan harga tersebut membuat estimasi besaran inflasi untuk bawang putih sulit dihitung. Karena menjelang penutupan bulan Mei ini harganya lebih rendah dibandingkan rentang harga terendah di bulan sebelumnya.

“Saya tetap menghitung bobot kenaikan bawang putih selama Mei akan membuat bawang putih berpeluang mencetak laju tekanan inflasi di bulan Mei. Sementara itu, bawang merah pergerakannya masih terbilang stabil dikisaran 32 ribuan per Kg sejauh ini. Harga bawang merah memang sempat naik di 40 ribuan, namun tidak berlangsung lama,” ungkapnya.

Disisi lain, cabai merah secara konsisten mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Saat pertengahan hingga akhir bulan april, cabai merah ditransaksikan dikisaran harga 28 ribu ke 35 ribu per Kg. Dan selama bulan ini harganya bergerak dalam rentang 38 ribu ke 42 ribu per Kg. Dan Cabai merah ini diyakini masih akan menjadi penyumbang inflasi bagi SUMUT.

“Karena bobotnya sangat signifikan, cabai merah tetap akan menjadi penyumbang inflasi yang besar. Bahkan lebih besar bobotnya dari bawang putih yang sempat meroket di kisaran 100 ribu per Kg. sementara itu untuk komoditas daging ayam juga secara konsisten mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan kemarin,” tegasnya.

Dia menerangkan efek Ramadhan membuat harga daging ayam cenderung terus menanjak. Daging ayam yang di bulan april bergerak dikisaran 26 ribu hingga 29 ribu per Kg saat ini dijual dikisaran 35 ribu per kg. Satu lagi daging ayam akan menjadi penyumbang inflasi. Demikian halnya juga dengan telur ayam, walaupun sempat naik dikisaran 22.600 per Kg dari sebelumnya dikisaran 20.800.

Selanjutnya ada harga beras yang juga mengalami kenaikan rata-rata 250 Rupiah per Kg di bulan mei. Namun untuk beras ini saya melihatnya kecil sekali kemungkinan akan dimasukan dalam hitungan besaran inflasi. Terakhir kebutuhan pokok kita sepeerti minyak goreng juga mengalami tren kenaikan. Dari sebelumnya dikisaran 9000 per liter naik sekitar 500 hingga 1000 rupiah per liternya.

“Dari sekian banyak sejumlah komoditas yang berfluktuasi tersebut. Saya memperkirakan Sumut masih akan mengalami laju kenaikan inflasi di bulan Mei, potensinya di atas 0.3% bahkan bisa mencapai 0.5% lebih. Gangguan supply ditambah adanya tren peningkatan konsumsi menjadi pemicu naiknya sejumlah kebutuhan pokok masyarakat belakangan ini,” tambahnya.