Presiden ACT Menjawab Beberapa Tuduhan, Soal Gaji Ratusan Juta Hingga Fasilitas Mobil Mewah

digtara.com – Presiden Aksi Cepat Tanggap Ibnu Khajar membantah sejumlah informasi yang disampaikan majalah Tempo. Bahkan ia mengaku tidak tahu menahu.
Baca Juga:
Misalnya mengenai besaran gaji yang diterima Presiden ACT Rp250 juta.
“Salah satu alokasi pimpinan ACT Rp250 juta sumber itu kami tidak tahu darimana. Kami tidak bisa jelaskan sebenarnya sumber data darimana,” kata Ibnu, Senin malam tadi.
Dia juga menepis informasi yang menyebutkan seputar kondisi keuangan ACT.
“Kondisi lembaga ACT dalam kondisi baik-baik saja, mungkin dalam berita lembaga ini linglung. Lembaga ini baik-baik saja dan secara keuangan konsisten sejak 2005,” katanya.
Baca Juga:
Diduga Gelapkan Dana Umat, ACT Langsung Tutup Kolom Komentar di Instagram
Setiap tahun, kata Ibnu, ACT melakukan audit dan sampai 2020 dapat predikat WTP. “Ini jadi poin penting karena opini ini hal penting, lembaga ini berjalan baik,” kata dia.
Terkait pernyataan pendiri ACT Ahyudin yang menyebut dirinya dipaksa mundur dan didatangi 40 orang pada 11 Januari 2022, Ibnu juga membantah.
Ibnu mengatakan pimpinan ACT mundur karena kemauan sendiri, setelah dinasehati dewan pengurus.
“Ini untuk menepis info 11 Januari terjadi kudeta yang menyebabkan suasana tidak enak,” kata Ibnu.
Mengenai informasi fasilitas mewah yang diterima pimpinan ACT juga dibantah Ibnu.
“Kendaraan yang sebelumnya diberitakan (kendaraan mewah). Tentang Alphard dibeli lembaga untuk memuliakan tamu kami, ustaz. Tamu dari bandara untuk jemput mereka, kendaraan ini lebih maksimal untuk membantu masyarakat,” kata Ibnu.
Dia menjelaskan sejumlah kendaraan seperti Toyota Alphard dan Misubishi Pajero Sport sudah dijual sejak 11 Januari 2022 untuk menutupi kewajiban lembaga, bersamaan dengan mundurnya Ahyudin dari jabatannya sebagai Presiden ACT.
“Kemarin diberitakan (Tempo), Juli awal sudah tidak ada kendaraannya, karena kendaraan dijual awal Februari,” kata Ibnu.
Ibnu mengatakan sekarang dia menggunakan mobil Toyota Innova dan itu pun seewaan.
“Level ketua yayasan, presiden ACT menggunakan Innova lama. Adapun Innova ini sewaan. Vice president, direksi, operasional kerja yang digunakan kerja kantor berupa Avanza atau Xpander. Ini bukan inventaris lembaga melainkan sebagai masih sewa ke vendor,” kata dia.
Tetapi Ibnu juga mengakui informasi dari Tempo ada benarnya.
“Beberapa yang disampaikan (Tempo) benar, tapi tidak semua benar,” kata Ibnu

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
