Kisah Inspiratif Eks Karyawati Bank, Mengubah Rempah Tradisional Menjadi Bisnis Modern

digtara.com – Rempah tradisional seperti kunyit, temulawak dan jahe, banyak ditemui di pasar-pasar maupun penjual keliling. Namun di tangan Rahma Yulia, rempah kini menembus pasar modern.
Baca Juga:
Terlebih, di masa pandemi Covid-19, ramuan tradisinonal penambah imunitas tubuh ini banyak diincar oleh konsumen.
Biasanya penjual jamu adalah wanita dengan membawa bakul gendong atau ada beberapa yang mengendarai sepeda atau motor dilengkapi gerobak kecil di belakangnya. Jamu itu dijual per gelas atau per botol menggunakan botol kemasan.
Di Kota Medan, saat ini ada usaha minuman rempah tradisional yang diracik secara profesional dalam bentuk serbuk/butiran (granules). Jamu atau minuman rempah tradisional tak lagi sekadar jajanan sekali teguk, tapi menjadi oleh-oleh khas Kota Medan. Dikemas secara modern dan praktis. Tinggal diseduh dengan air hangat.
Minuman rempah tradisional yang dikemas kreatif dan inovatif ini merupakan racikan khas Rahma Yulia (45), dengan merek MAKAME REMPAH, diproduksi di Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan. Seratusan bungkus minuman rempah tertata rapi di rak yang sudah disiapkan.
“Itu sebagian adalah pesanan dari reseller atau pelanggan eceran kami dan sebagian lagi stok kalau ada yang beli di rumah,†kata Rahma Yulia yang akrab disapa Mak Ame, sembari memperlihatkan produknya, Minggu, (20/6/2021).
Saat ini, ungkap dia, orderan Makame Rempah cukup banyak. Apalagi di masa Pandemi COVID-19, tingkat kesadaran masyarakat semakin tinggi menjaga imun tubuh, salah satunya adalah dengan cara mengkonsumsi minuman rempah.
Pesanan tidak hanya datang dari dalam kota, tetapi juga dari luar kota mulai Jakarta, Bandung, Banda Aceh, Siantar, Rantau Prapat dan daerah lainnya. “Setiap pekan kami harus menyiapkan produksi hingga 500 bungkus ukuran 200 gram,” ungkapnya.
Ibu tiga anak ini tidak menyangka hasil jerih payahnya bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Dia mengaku tak mudah memasarkan produk minuman rempah supaya diterima khalayak apalagi sampai dikirim ke luar Kota Medan.
Kisah awal Makame Rempah bermula dari keisengannya setelah mengundurkan diri sebagai karyawati Bank BUMN di bulan Juni 2019 lalu dengan mengikuti beberapa kelas pelatihan bisnis rumahan.
Dari mulai kelas pelatihan pembuatan Ecoprint, pembuatan sabun natural, sampai akhirnya mengikuti kelas pelatihan pembuatan jamu. Dari kelas pelatihan pembuatan jamu yang diikuti, saat ini Ame berhasil membuat beberapa varian minuman rempah Granules. Diantaranya ada Jahe Merah, Temulawak Habbatussauda dan Kunyit Sereh.
Setelah yakin dengan rasa yang ditawarkan, Ame dengan penuh percaya diri memasarkan produk minuman ke kerabat dan relasinya.
“Saya kan memang suka berkreasi dan hobi coba-coba. Di keluargaku ada juga yang jualan jamu tetapi jamu tradisional yang dijual secara eceran dengan gelas atau botol. Ya ini hasil hobi coba cobaku,†katanya sembari tersenyum.
Lantaran pesanan minuman rempah semakin banyak, pembuatan minuman rempah yang awalnya dikerjakan sendiri bersama suami tidak lagi cukup. Akhirnya, Ame mengambil dua karyawan untuk membantu produksi minuman rempah.
Optimis dengan produk yang ia buat, usaha Makame Rempah saat ini sudah memiliki izin usaha kecil menengah dan Izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Aktif di Berbagai Kegiatan UMKM
Setelah produknya mulai dikenal masyarakat, Ame banyak mengikuti kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) seperti mengikuti seminar UMKM dari beberapa lembaga atau instansi pemerintah, mengikuti pelatihan ekspor, bergabung di beberapa komunitas UMKM, menjadi binaan UMKM dari beberapa dinas kota Medan dan mengiuti kegiatan penjualan melalui pemeran.
“Dengan banyak mengikuti kegiatan UMKM dan bergabung bersama komunitas UMKM, saya semakin banyak memiliki pengetahuan dan memiliki banyak jaringan. Hal ini sangat membantu perkembangan usaha saya. Karena aktif di kegiatan UMKM, usaha minuman rempah ini sudah diliput oleh media televisi lokal dan nasional,†ujarnya.
Ame berharap minuman rempah usahanya semakin dikenal dan digemari masyarakat. Menurut dia, minuman rempah tradisional yang diproduksinya merupakan minuman tradisional asli Indonesia, dibuat dengan bahan berkualitas tanpa pengawet dengan beragam manfaat.
Seperti manfaat Jahe Merah bisa meningkatkan imun dan stamina, antioksidan, mencegah masuk angin dan menurunkan kadar kolesterol.
Sementara, ungkap dia, Kunyit Sereh dapat menjaga kesehatan lambung, anti bakteri dan anti kanker.
Sedangkan Temulawak memiliki manfaat memelihara kesehatan hati, mengurangi radang sendi, mengatasi gangguan ginjal dan lainnya.
Satu cita-cita besar yang ingin direalisasikan Ame yaitu membangun rumah produksi sendiri dan memiliki outlet resmi penjualan.
Dengan adanya outlet ini, ungkap dia, konsumen bisa langsung datang dan memilih berbagai minuman rempah.
Ame berharap Makame Rempah bisa diterima menjadi oleh-oleh khas kota Medan yang mampu menembus pasar luar negeri.
Bagi penikmat Makame Rempah dapat menghubungi di IG makame_rempah, FB Makame Rempah, Twitter makamerempah atau bisa komunikasi langsung via WhatsApp 081-215-266-161.
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube TVDigtara. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Biar Cepat Cair, Ikuti Alur Pengajuan KUR BRI 2025 Plafon Rp50-75 Juta, Tanpa Jaminan sebagai Modal Usaha

Info Bagus Nih! Bank BRI Buka Pendaftaran KUR 2025 dengan Tenor hingga 60 Bulan, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

Cek, Ini Syarat KUR BTN 2025, Dokumen Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan?

Tabel KUR Mandiri 2025: Bisa Pinjam 10 Juta Sampai 500 Juta, Cek Syaratnya

Dukung Go Global, BRI Hadirkan BRI UMKM EXPO(RT) 2025
