Rabu, 02 Juli 2025

TKN Jokowi-Ma’ruf : Survei Jangan Delegitimasi Hasil Pilpres

Redaksi - Rabu, 20 Maret 2019 15:08 WIB
TKN Jokowi-Ma’ruf : Survei Jangan Delegitimasi Hasil Pilpres

digtara.com | JAKARTA – Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf meminta kepada semua pihak untuk melihat survei eletabilitas calon presiden dan calon wakil presiden yang dirilis sejumlah lembaga, sebagai sebuah argumentasi ilmiah yang positif.

Baca Juga:

Argumentasi yang bisa dijadikan pegangan untuk menetapkan arah tindakan yang akan diambil tim sukses pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dalam meningkatkan elektabilitas calon yang mereka usung.

Bukan justru menghasilkan argumentasi ekstrem yang berujung pada delegitimasi proses electoral.

Hal itu dikatakan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Garda Maharsi, dalam diskusi bertema “Mengukur Berbagai Hasil Survei” yang digelar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2019).

Hadir dalam diskusi itu, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Imelda Sari; Direktur Eksekutif Emrus Corner, Emrus Sihombing; Pengamat Politik, Ujang Komarudin dan Peneliti dari Lembaga Survei Indonesia, Ikrama.

Menurut Garda, survei adalah salah satu pendekatan di dalam dunia ilmiah yang harus dihargai, namun bisa juga diperdebatkan. Di sisi lain, survei sebagai hasil dinamika politik.

Bagi TKN, kata Garda, hasil survei adalah masukan. Tim 01 selalu menetapkan arah setiap tindakan atas landasan  argumentasi ilmiah. Hasil survei juga dijadikan sebagai koreksi atas apa yang sudah mereka kerjakan.

“Kalau kami unggul, apa yang harus kami lakukan agar unggul lebih besar lagi. Kalau di satu daerah, hasil survei menyebutkan suara kami tertinggal, kami akan melakukan koreksi bagaimana aksi realitas politik untuk menghasilkan suara lebih baik,”ujar Garda.

Namun kata Garda, dalam proses pilpres yang juga perlu dijaga adalah proses demokrasinya. Calon presiden hanya partner dalam proses elektoral. Di luar itu kita berusaha membangun demokrasi berkeadaban.

“Jangan sampai hasil survei diolah sedemikian rupa, justru menghasilkan argument yang mendelegitimasi proses elektoral,”tegasnya.

Seperti pada kasus debat cawapres beberapa hari lalu. Dimana sebelum debat ada begitu besar ekspektasi terhadap cawapres Sandi dan anggapan yang tidak terlalu baik kepada Ma’ruf Amin. Namun faktanya berbalik, penampilan Ma’ruf Amin melebihi ekspektasi masyarakat.

Sedangkan dalam survei, disebutkan justru suara 01 mengalami penurunan pasca debat tersebut. Bagi mereka, penurunan itu adalah bagian dari upaya sistematis, bukan lagi negatif campaign, tapi black campaign.

“Kalau 02 menyebut ada upaya intimidasi sehingga masyarakat belum menentukan pilihan, mana buktinya. Ini lah black campaign,”tandasnya.

[RIL/AS]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru