TB Januar : Prabowo-Sandi Maju Karena Jokowi Gagal Jalankan Program Pro-Rakyat

digtara.com | JAKARTA – Juru Bicara pada Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Rian Ernest, mengklaim jika program pro-rakyat, pasangan yang mereka usung, lebih konkret dibandingkan program yang diusung pasangan Prabowo-Sandi.
Baca Juga:
Menurut Ernest, selama periode pemerintahannya, Jokowi telah mengucurkan angggaran untuk pembangunan SDM yang melonjak hingga Rp.75 triliun. Tak akan sebanding dengan permodalan yang diberikan hanya kepada 150 orang lewat kredit mikro oleh Sandi Uno saat masih menjadi Wakil Gubernur Sumut.
Ernest juga mengklaim di masa pemerintahan Jokowi, angka pengangguran turun 0,37%, kemiskinan turun jadi 9,82%, gini rasio 0,389%. Kesuksesan itu juga disokong oleh program sejumlah program pro-rakyat, seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan Program Keluarga Harapan.
Ke depan, sebut Ernest, Jokowi juga punya program sembako murah serta kartu pra-kerja untuk mengatasi pengangguran dan membantu siswa SMK yang mencari kerja.
“Jokowi lebih konkret dan nyambung dengan kebutuhan masyarakat,”tegas Ernest saat diskusi bertema “Adu Visi di Debat Ketiga, Siapa Paling Pro Rakyat”, yang digelar di restoran Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2019).
Hadir dalam diskusi itu, anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, TB Ardi Januar; Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansah; dan Pengamat Politik dari Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno.
Namun hal itu dibantah anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, TB Ardi Januar. Menurutnya, majunya Prabowo-Sandi di bursa Pilpres kali ini salah satunya karena Jokowi yang dinilai gagal dalam mewujudkan secara konkret apa yang dijanjikannya saat kampanye di tahun 2014 lalu.
Di tahun 2014 lalu, Jokowi disebut memberikan visi-misi yang begitu menggiurkan, seperti janji 10 juta lapangan kerja, yang nyatanya justru di tahun 2017 lalu, terjadi 1 juta PHK dan ribuan UKM yang akhirnya gulung tikar.
Jokowi juga disebut pernah menjanjikan akan kesejahteraan guru honorer. Tapi Faktanya, selama Jokowi menjabat, angka anak putus sekolah bertambah. UNICEF mencatat 2,5 juta anak putus sekolah.
Sementara di bidang kesehatan, Jokowi janji akan membangun 50 ribu Puskesmas. Namun faktanya tidak terealisasi. Begitu juga janji terkait pengembangan budaya lewat program revolusi mental. Program yang hanya didanai dengan anggaran senilai Rp.100 miliar, dinilai benar-benar tidak berdampak.
“Karena kondisi ini Prabowo-Sandi mencalonkan diri. Jika dipercaya, Prabowo-Sandi akan memberikan beasiswa anak buruh, petani, nelayan, untuk jenjang S1-S3. Kita akan benahi kurikulum. Di bidang kesehatan, kita akan mempekuat BPJS yang pro-konsumen, pro-pekerja medis, jadi win win solution. BPJS atau kartu jaminan kesehatan harus dirasakan semua rakyat. Prabowo juga akan benahi sistem outsorcing yang sekarang rasanya sangat ugal-ugalan dan memperketat masuknya tenaga asing demi tenaga lokal,”tukasnya.
[RIL/AS]

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
