Jelang Pemungutan Suara, Mahasiswa di Tapsel Bentuk Tim Pemantau Pilkada

digtara.com – Kelompok mahasiswa yang terdiri dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (BEM UMTS) Deklarasikan Tim Pemantau Pilkada Tapanuli Selatan (Tapsel) Senin, (7/12/2020). Jelang Pemungutan Suara, Mahasiswa di Tapsel Bentuk Tim Pemantau Pilkada
Baca Juga:
Dari kelompok mahasiswa tersebut, terbentuk Tim Pemantau Pilkada itu akan turun dan mengawal proses Pilkada agar berjalan lancar dan sehat.
Dalam keterangan resmi yang diterima, Ketua Hikmah PC IMM Tapsel, Ahmad Yani menjelaskan kalau pembentukan tim pemantau Pilkada ini karena adanya kekhawatiran terjadinya pelanggaran hukum dan penyalahgunaan wewenang.
“Selain membentuk tim pemantau Pilkada, kita juga membuka posko pengaduan pelanggaran Pilkada. Tim hukum sudah kita siapkan untuk mengawal setiap aduan yang masuk ke kita,” ujar Yani.
“Kami ingin mengajak masyarakat untuk menolak dan melaporkan setiap kecurangan yang terjadi. Terutama praktek serangan pajar (politik uang),” imbaunya.
Ia menekankan, kalau ada potensi kecurangan menjelang pencoblosan. Agar masyarakat terutama mahasiswa merekam baik bentuk video, foto atau suara agar menjadi bukti kuat untuk menuntut pelaku pelanggaran pemilu.
“Terutama mahasiswa, rekam semua kejadian aneh yang berkaitan dengan Pilkada dimulai dari pencoblosan sampai perhitungan dimanapun kita berada,” ajaknya.
Tak hanya itu, Yani juga meminta kepada Kapolres dan Bawaslu Tapsel agar memperketat pengawasan akan terjadinya praktik politik uang. Secara khusus, ia meminta Kapolres harus memantau secara ketat Kepala Daerah Tapsel aktif agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan.
Ketua Umum DPC GMNI Tapsel, Haikal mengatakan Pilkada bersih penting agar terwujud demokrasi yang sehat. Karenanya, mahasiswa di Tapsel harus terlibat dalam pemantauan Pilkada yang akan datang sebagai implementasi UU Nomor 10/2016.
“Masyarakat harus sadar dan berani menolak politik uang agar lahir pemimpin terbaik. Kalau sekarang masyarakat menerima sesuatu dari calon kepala daerah, bisa dipastikan kelak ia akan mencari penggantinya dengan berbagai cara,” harap Haikal.
Hal yang sama datang dari Ketua Umum PD KAMMI Tapsel, Idriswan Siregar. Ia menjelaskan, seorang yang dipilih masyarakat tanpa rekayasa akan mencintai masyarakat tersebut.
“Maka masyarakat harus berani menolak segala rayuan manis paslon, apalagi dengan sejumlah uang. Kalau semua masyarakat berani, akan lahir pemimpin yang lebih baik dari saat ini. Rekam saja siapa yang mengantar uang. Apalagi ia adalah aparat sipil negara atau aparat desa. Segera rekam dan laporkan ke mahasiswa, kita akan kawal sampai tuntas,” imbuhnya.
Di akhir Deklarasi tersebut, Sekretaris BEM UMTS, Rony Yacub Azhari mengatakan politik bersih dan mendidik adalah harapan semua orang.
“Tim yang kita bentuk ini merupakan akhir dari kegelisahan kita melihat besarnya peluang terjadi politik uang di Pilkada Tapsel. Semua mahasiswa nanti akan turun ke TPS memantau sejak dini hari. Agar proses Pilkada tidak dikotori dengan serangan fajar (politik uang),” tandasnya.
[ya]Â Jelang Pemungutan Suara, Mahasiswa di Tapsel Bentuk Tim Pemantau Pilkada
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube TVDigtara. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
