Kamis, 23 Oktober 2025

Terjerat Jaring Nelayan, Dua Ekor Duyung Ditemukan Mati

- Rabu, 23 Oktober 2019 09:11 WIB
Terjerat Jaring Nelayan, Dua Ekor Duyung Ditemukan Mati

digtara.com | AMBON– Dua ekor duyung (Dugong) mati setelah terjerat jaring nelayan di sekitar kawasan perairan sebelah barat Ur Pulau, Kepulauan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara pada Minggu 20 Oktober 2019 lalu.

Baca Juga:

Amus Rumheng, nelayan asal Ur Pulau yang menemukan kedua duyung itu mengaku baru mengetahui ada duyung di jaringnya pada keesokan harinya, Senin 21 Oktober 2019. Saat itu kedua duyung itu sudah mati dan terdapat luka lecet di bagian tubuh dan ekornya.

Amus lalu menarik kedua duyung itu ke darat, dan melaporkan penemuan itu kepada instansi terkait.

“Saya pikir hewan ini kalau masih hidup, sudah saya lepas. Tetapi sayangnya mereka sudah mati,” ucap Amus.

Laporan yang diterima langsung ditindaklanjuti oleh Kepala Resort KSDA Tual Justinus P. Yoppi Jamlean bersama Pangkalan PSDKP Tual, Dinas Perikanan Maluku Tenggara dan WWF-Indonesia untuk menuju lokasi kejadian. Menempuh perjalanan sekitar 1 jam tim evakuasi yang dipimpin Resort KSDA Tual tiba di Ur Pulau pukul 16.00 WIT.

Proses dimulai dengan pengambilan data morfometri dugong, interview kronologi kejadian kemudian proses pemusnahan bangkai. Diduga 2 individu satwa dugong tersebut merupakan induk betina dan anak jantan dengan ukuran masing-masing panjang moncong ke lekukan pada pangkal ekor 260 cm dan 207 cm.

Andreas Hero Ohoiulun, Project Executant WWF Indonesia Inner Banda Arc Subseascape mengungkapkan, perairan Kepulauan Kei adalah rumah yang kaya akan aneka ragam spesies laut yang indah dan kharismatik. Termasuk spesies laut yang langka dan dilindungi seperti penyu, paus, lumba-lumba, dugong/duyung dan lainnya.

Menut Hero, keberadaan spesies langka dan dilindungi di Kepulauan Kei menjadi potensi untuk meningkatkan pengembangan sektor pariwisata bahari.

“Oleh karena itu perlu peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan dan kelestarian terhadap spesies-spesies langka yang dilindungi. Ini memerlukan kerjasama dan kepedulian semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan organisasi peduli lingkungan lainnya,”ujar Hero.

[AS]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru