Balai Karantina Pertanian Kupang Gagalkan Penyelundupan Daging Babi

digtara.com – Balai Karantina Pertanian Kupang di Wilayah Kerja (Wilker) Waikelo berhasil menggagalkan penyelundupan daging babi illegal sebanyak 70 kilogram yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (30/1/2021).
Baca Juga:
Untuk mengelabui petugas, daging babi tersebut disembunyikan di dalam box sterofom yang diselipkan diantara box-box ikan di dalam kapal Sabuk Nusantara 49.
Penyelundupan ini berhasil digagalkan berkat kerjasama antar instansi terkait di Pelabuhan Waikelo, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT terdiri dari Karantina Pertanian, Danpos dan KP3 Laut.
Verderika Lobo selaku Pejabat Karantina yang bertugas saat itu menyatakan daging babi yang dikirim ke Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, NTT tersebut tidak dilengkapi dengan dokumen resmi karantina dari daerah asal.
Andi, pemilik daging babi illegal tidak mampu membawa kembali daging babi tersebut ke daerah asal sehingga dilakukan pemusnahan di Kantor Karantina Pertanian Kupang di Wilayah kerja Waikelo, Kabupaten Sumba Barat Daya, Sabtu (30/1/2021).
Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar dan disaksikan oleh KP3 Laut, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, TNI, Polri, Pelindo.
Khaeruddin selaku Subkoordinator Pengawasan dan Penindakan Karantina Pertanian Kupang menyampaikan, berdasarkan undang-undang nomor 21 Tahun 2019 Pasal 35, maka setiap media pembawa yang masuk/keluar dari satu area ke area lain wajib dilengkapi sertifikat kesehatan.
“Selain itu harus dilaporkan kepada petugas karantina dan melalui tempat pemasukan/pengeluaran yang telah ditetapkan pemerintah pusat,” ungkapnya.
Patuh Karantina
Pemerintah juga telah mengeluarkan Surat Edaran Instruksi Gubernur NTT nomor 3 Tahun 2020 tentang Pelarangan sementara pemasukan babi bibit/potong, produk babi maupun hasil ikutan lainnya ke dalam Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Terpisah, drh Yulius Umbu Hunggar, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang menegaskan bahwa demi menjaga bumi flobamora, NTT kembali terbebas dari wabah penyakit ASF dibutuhkan kerjasama berbagai instansi terkait dan juga kesadaran masyarakat untuk #PatuhKarantina.
Diakuinya kalau akhir-akhir ini kejadian wabah demam babi Afrika atau yang biasa djkenal dengan penyakit African Swine Fever (ASF) sudah banyak muncul di Indonesia. Wabah ini terjadi di daerah Nusa Tenggara Timur pada akhir tahun 2019 hingga sekarang.
Penyakit ini menyerang pada babi dan memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi hingga mencapai 100 persen. Meskipun penyakit ini tidak menular ke manusia, namun dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi.
Virus ASF dapat bertahan lama baik pada daging beku maupun daging yang dikeringkan.
Penyebaran penyakit ini dapat melalui kontak langsung antara babi terinfeksi dengan babi sehat.
Selain itu, daging terinfeksi dan tidak dimasak sempurna dapat menularkan penyakit jika dikonsumsi oleh babi sehat dalam bentuk limbah restoran atau limbah rumah tangga.
“Sampai saat ini belum ada vaksin dan obat yang efektif untuk mencegah maupun menyembuhkan penyakit ini,” kata dr Yulius.
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube TVDigtara. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
