Sudah 4.448 Perantau Mudik ke Maluku Pasca Pandemi Covid-19

digtara.com – Sebanyak 4.448 perantau tercatat telah mudik ke Maluku pasca penetapan status Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19). Mereka pun telah diminta untuk melakukan isolas mandiri di rumah masing-masing.
Baca Juga:
Hal itu dikatakan Sekretaris Daerah Provinsi Maluku, Kasrul Selang, saat mengikuti telekonfrensi dengan Plt Sekretaris Menteri Dalam Negeri Hadi Prabowo, Jumat (3/4/2020).
“Total ada 4.448 orang. Mereka tersebar di 11 wilayah Kabupaten/Kota di Maluku. Tapi saat ini sudah diisolasi. Sudah kita fasilitasi. Baik di gedung sekolah maupun gedung milik pemerintah daerah,”sebut Kasrul.
Penanganan kedua, lanjut Kasrul, pihaknya telah perketat pintu masuk ke Maluku, baik melalui udara maupun laut. Sejauh ini, kata dia, jumlah pemudik semakin bertambah. Peningkatan ini, akibat sekolah-sekolah telah meliburkan siswanya. Begitu pun dengan perkantoran, telah merumahkan pegawainya.
Kasrul mengusulkan, Kementerian Desa melalui Kemendagri dapat membuat model dan rujukan ke Kepala Desa (Kades) di Maluku maupun Indonesia, mengenai pemanfaatan dana maupun potensi desa untuk melakukan isolasi mandiri di desa.
“Desa-desa telah kami instruksikan, untuk melakukan isolasi desa. Jadi desa mengawasi, membiayai dari dana desa, dan seterusnya,” usulnya.
BUTUH PERLENGKAPAN MEDIS
Menurut Kasrul, dalam penanganan pasien Covid-19, selain penyediaan Alat Pelengkap Diri (APD), tim medis juga membutuhkan ventilator. Ventilator adalah mesin yang menyediakan ventilasi mekanis dengan menggerakkan udara yang bernapas ke dalam dan ke luar dari paru-paru. Ini untuk memberikan napas kepada pasien yang secara fisik tidak dapat bernapas, atau bernafas kurang baik. Alat ini akan digunakan untuk mengobati pasien yang sakit.
https://www.youtube.com/watch?v=hpIA4CZo0l8
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV.
Jangan lupa, like comment and Subscribe.
“Kami juga punya strategi, bila yang masuk ke rumah sakit adalah pasien yang kondisi kesehatannya benar-benar kritis. Sementara beberapa gedung diklat atau asrama dijadikan sebagai tempat mengkarantina warga yang kondisi kesehatannya berstatus ODP maupun PDP ringan. Tujuannya untuk memberikan waktu, energi maupun menghemat pemakaian tempat tidur di rumah sakit,” ujarnya.
Kasrul mengaku, hingga saat ini, pihaknya telah mengisolasi sebanyak 560 orang. Mereka di tempatkan di Balai Diklat atau Asrama milik Pemerintah Provinsi Maluku maupun Kementerian. Sebagian dari mereka hanya menetap selama dua hari di Ambon. Sementara 101 orang lainnya, masih menetap hingga kini.
Pihaknya juga telah menghitung dampak ekonomi di tengah mewabahnya Covid-19. Kurang lebih, sekitar 40 persen masyarakat Maluku yang terkena imbas dari wabah virus yang telah menjadi pendemi global tersebut. Akibatnya, mereka butuh intervensi bantuan sembako dan kebutuhan lainnya dari Kementerian.
“Kami sementara menyiapkan Rp7,5 miliar, dan telah manfaatkan sekitar Rp5 miliar lebih. Sementara untuk pencegahan dan penanganan Cobid-19, kami butuh kurang lebih Rp50 miliar. Kemudian untuk dampak ekonomi dan sosial, kami butuh sekitar Rp150 miliar. Untuk ini, mami telah menyurati beberapa kementerian untuk membantu,” tandas Kasrul.
[AS]
https://www.youtube.com/watch?v=RzWQ3_ThV08
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV.
Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
