13 Anak Penghuni LPKA Kupang Ditabiskan Jadi Anggota Sidi

digtara.com -Sebanyak 13 orang anak yang merupakan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Kupang ditabis dan diteguhkan menjadi anggota sidi baru.
Baca Juga:
Pendeta Tonias Nalle mendasari khotbahnya dari kitab Amsal 3 : 1-10 "Berkat dan Hikmat" dengan mengusung Merawat Kasih dan Kesetiaan Dalam Keluarga.
Dalam ibadah tersebut, Pendeta Tonias Nalle yang juga ketua UPP Personil mengemukakan dalam minggu kedua bulan keluarga diingatkan betapa pentingnya kasih dan kesetiaan dalam sebuah keluarga sehingga mengusung tema merawat kashh dan kesetiaan dalam keluarga.
Baca Juga:"Kasih adalah cinta, rasa sayang dan perhatian serta kepedulian dan sikap dimana seseorang mau memberi. Kesetiaan merupakan komitmen dan konsisten untuk sungguh-sungguh mau melakukan kasih dalam kehidupan," ujarnya.
Kasih tanpa kesetiaan tidak lah lengkah demikian pula sebaliknya. "Laksanakan kasih dengan penuh ketekunan dan ketaatan," tambahnya.
Diingatkan bahwa Allah yang sungguh-sungguh mengasihi manusia tidak terbatas. Kasih Tuhan melampaui akal dan pikiran manusia. Kasih Allah terbesar adalah pengorbanan melalui anak-Nya yang tunggal.
Saat ini, keluarga dihadapkan pada kehidupan media sosial karena masing-masing sibuk dengan media sosial sehingga kehidupan keluarga membisu maka semakin kehilangan kasih dan kesetiaan.
Untuk itu, perlu merawat kasih dan kesetiaan dengan keluarga dan sesama. "Rawat kasih dan kesetiaan dalam keluarga," tandasnya.
Baca Juga:Merawat kasih dilakukan dengan berpegang pada ajaran dan perintah, percaya pada Tuhan dengan segenap hati, takut terhadap Tuhan dengan menjauhi kejahatan serta memuliakan Tuhan dalam segala hal.
Apa untung merawat kasih dan kesetiaan? Tuhan akan membuat hidup diberkati baik berkat jasmani dan rohani, Tuhan melindungi dari malapetaka.
Kepada 13 anak yang ditabiskan menjadi anggota sidi diingatkan bahwa mereka akan menjadi orang dewasa yang tahu membedakan mana yang benar dan yang salah.
Warga binaan LPKA pun harus punya kerinduan pulang ke rumah untuk memperoleh kasih di rumah dan keluarga.
Dalam suara gembala yang juga disampaikan Pdt Tonias Nalle, STh selaku Ketua UPP Personil Sinode GMIT diingatkan bahwa menjadi anggota sidi adalah salah satu tahapan kehidupan orang bergereja dan sebagai warga GMIT.
13 anak telah menerima berkat terindah karena telah menjadi orang dewasa sebagai anggota sidi.
Baca Juga:Ia salut pada LPKA yang tidak saja membimbing kerohanian tetapi juga memperhatikan kedewasaan iman.
Bagi 13 anak sudah jadi orang dewasa diminta untuk melupakan yang dibelakang dan memandang yang di depan.
"Jalani lah hidup sebagai anak Tuhan yang takut akan Tuhan. LPKA bukan tempat penghukuman tetapi mencari hal baru dan suatu saat kalian harus meninggalkan tempat ini," pesan pendeta Tonias Nalle.
GMIT, tandasya mempunyai komutmen untuk pelayanan diakonia melalui penempatan pendeta di LPKA Kupang guna membimbing warga binaan.
Kepala LPKA Kelas 1 Kupang, Lukas L. Frans menyampaikan apresiasi kepada Pendeta Sandra Funay, STh yang sudah melayani di LPKA kelas 1 Kupang.
Baca Juga:"Atas nama Kanwil Ditjenpas NTT, kami menyampaikan apresiasi khusus pada Pendeta Sandra Funay, STh yang sudah mendampingi anak-anak di LPKA. Kami menyadari penuh tanpa kehadiran pendeta maka kegiatan (sidi) tidak akan berjalan," ujarnya.
Dalam kurun waktu dua tahun ada kemajuan dalam pembinaan warga binaan LPKA Kupang untuk pembinaan mental bagi anak binaan.
Ia memuji sentuhan kasih pendeta Sandra yang hadir menyentuh hati anak-anak binaan. "Terima kasih khusus yang melayani di LPKA dan berharap agar GMIT jangan mengganti pendeta Sandra karena ia memiliki seni merangkul dan memahami anak-anak yang tidak semua bisa dilakukan," tandasnya.
Selama ini, Di LPKA kegiatan kerohanian yang dilakukan pendeta Sandra sangat membantu dan pihaknya butuh orang yang bisa memahami.
Ia juga mengingatkan bahwa sidi bukan hanya kegiatan seremonial belaka namun 13 anak yang sidi sudah dewasa secara iman.
Baca Juga:13 warga LPKA tersebut diharapkan harus memahami bahwa dibalik musibah yang dialami ada hikmah.
"Maknai dan tetap mengucap syukur. Jadikan sebagai pengalaman hidup selama kalian berada di LPKA," ujarnya.
Orang tua juga diminta memberikan perhatian kepada anak terutama setelah mereka bebas dari LPKA
Ibadah yang diikuti pendeta pembina rohani dan pimpinan Lapas Perempuan Kupang diisi dengan puji-pujian dari Kuartet, VG anak Binaan LPKA, Duet petugas LPKA dan para penghuni LPKA Kelas 1 Kupang.
Ruangan kebaktian pun langsung dipenuhi tangisan dari orang tua dari warga binaan.
13 anak warga binaan bersujud memohon maaf kepada orang tua masing-masing disertai isak tangis dan penyesalan karena telah berbuat kesalahan sehingga harus tinggal sementara di LPKA untuk mendapat pembinaan.
Baca Juga:

Perhiasan Emas Senilai Ratusan Juta Dicuri, Polisi Amankan Pelaku Pencurian dan Penadah

Purnawirawan TNI Ditemukan Meninggal di Belakang Lapas Anak Kupang

Ungkap Kasus Penipuan Kemasan, Polda NTT Amankan 2,6 Ton Beras di Pasar Tradisional

Jual Beras Premium Berisi Kutu, Pimpinan Retail di Kupang Jadi Tersangka

Puluhan Warga Kupang Barat Dapat Layanan Kesehatan Gratis dari Polda NTT
