Jumat, 26 September 2025

Hasil Nihil, Pencarian Korban Banjir di Nagekeo Dengan Anjing Pelacak Dihentikan

Imanuel Lodja - Selasa, 23 September 2025 07:55 WIB
Hasil Nihil, Pencarian Korban Banjir di Nagekeo Dengan Anjing Pelacak Dihentikan
ist
Pencarian tiga korban banjir di Mauponggo Kabupaten Nagekeo selama empat hari dengan anjing pelacak dihentikan setelah tidak membuahkan hasil

digtara.com - Pencarian tiga warga Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, NTT selama empat hari dengan bantuan anjing pelacak belum membuahkan hasil.

Baca Juga:

Hingga Senin (22/9/2025), tiga korban yang dilaporkan hilang pasca banjir bandang belum juga ditemukan.

Pencarian pun dihentikan sejak Senin (22/9/2025) tanpa hasil alias nihil.

"Iya (sudah dihentikan)," ujar Kapolres Nagekeo, AKBP Rachmad Muhammad Salihi saat dikonfirmasi Senin malam.

Pada Senin siang, anggota dari Polres Sikka dan Ende mulai kembali ke wilayah masing-masing.

Demikian pula tim Mabes Polri dan Ditsamapta Polda NTT juga kembali setelah empat hari melakukan pencarian lanjutan.

Hingga Senin petang, tim belum berhasil menemukan korban hilang.

"Untuk hasil, belum (ditemukan)," tambah Kapolres Nagekeo.

Selama empat hari, personel gabungan dari Polres Nagekeo, BKO Polres Sikka, BKO Brimob Ende, serta Polsek Mauponggo berupaya menemukan korban.

Mereka dibantu Tim K-9 SAR Mabes Polri dan Polda NTT.

Pencarian difokuskan pada aliran sungai Lowokoke, Desa Sawu, dengan sasaran tiga korban yang masih dinyatakan hilang.

Empat ekor anjing pelacak diterjunkan Mabes Polri dan Polda NTT ke kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo NTT.

Satwa terlatih ini membantu pencarian tiga korban hilang pasca banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.

Personol unit K9 SAR dari Direktorat Polsatwa Mabes Polri terdiri dari Iptu Erasmus Hermi Talaperuw (Kanit K9 SAR), Aipda Hamid bin Junaidi, Briptu Reno C.T. Loi, Briptu Sudrajat A Hartanto (Pawang K-9 SAR) dan Briptu I.G. Agung G.D. Purnama Putra selaku pawang K9 SAR serta Briptu Paulus Max (paramedik veteriner).

Mereka membawa satwa anjing bernama Felicia dan Karel.

Mereka didampingi anggota unit Polsatwa Direktorat Samapta Polda NTT terdiri dari Ipda Yosua Saragih, Aiptu Vincensius Loye, Bripka Yohanes Bosco. Briptu Yakub Tiwa Riwu dan Bripda Ignasius Irvan Munde.

Anggota Ditsamapta Polda NTT membawa dua ekor satwa anjing bernama Born dan Mosa.

Satwa ini akan mulai membantu pencarian pada Kamis (18/9/2025) di lokasi bencana banjir.

Sebelum pencarian dimulai, keluarga korban menggelar doa bersama, memohon petunjuk dan kekuatan agar jasad para korban segera ditemukan. Mereka juga menggelar ritual adat guna membantu menemukan korban.

Tim gabungan bersama keluarga melakukan survei dari hulu Sungai Gore hingga muara jembatan Watu Dhoge dengan jarak kurang lebih lima kilometer.

Anjing pelacak K-9 dikerahkan untuk mendeteksi tanda-tanda keberadaan korban di sepanjang jalur penyisiran.

Pencarian dilanjutkan dari jembatan Watu Dhoge hingga muara sejauh 200 meter.

Pencarian belum membuahkan hasil. Tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban yang hilang.

Kapolsek Mauponggo, Ipda Dewa Putu Suariawan sebelumnya menyampaikan bahwa seluruh personel di lapangan terus berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan para korban.

Meski menghadapi kendala material berupa bebatuan besar dan timbunan pasir, upaya pencarian tetap dilaksanakan sepanjang hari bersama personel Polres Nagekeo, Ditpolair Ende, serta tim medis gabungan.

Selain menerjunkan personel yang sudah ada di lokasi, Polda NTT juga mengirimkan bantuan personel tambahan (BKO) untuk memperkuat upaya penanganan.

Selain penguatan personel, Polda NTT juga menurunkan tim dengan anjing pelacak untuk mempercepat proses pencarian korban.

Hal ini dilakukan karena hingga kini masih ada tiga korban yang belum ditemukan.

Korban yang masih hilang yakni Mariano Tom Busa Jago (29), warga Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Sebastiana So'o (42) dan Desiderius Geraldi Jo, bocah berusia 14 bulan yang juga warga Desa Keliwatulewa, Kecamatan Mauponggo.

Bencana ini mengakibatkan enam orang meninggal dunia, tiga orang hilang, serta lima orang luka berat dan 10 orang luka ringan.

Selain permukiman, bencana juga merusak 66 bidang lahan sawah dan kebun, 16 ruas jalan, enam jembatan, lima titik irigasi, serta memutus jaringan listrik dan air bersih.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Arie
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Ditikam Dengan Pisau, Pemuda di Kupang Harus Jalani Operasi

Ditikam Dengan Pisau, Pemuda di Kupang Harus Jalani Operasi

Kasus Pencabulan Lansia di Lembata Naik Sidik, Polisi Segera Tahan Tersangka

Kasus Pencabulan Lansia di Lembata Naik Sidik, Polisi Segera Tahan Tersangka

Curi Sapi Pakai Senpira, Tiga Warga TTS-NTT Ditangkap Polisi

Curi Sapi Pakai Senpira, Tiga Warga TTS-NTT Ditangkap Polisi

Tolak Tawaran Pengantaran, Penumpang Malah Dianiaya Sopir Mobil Rental

Tolak Tawaran Pengantaran, Penumpang Malah Dianiaya Sopir Mobil Rental

Rampas Tas Hingga Difabel Cedera, Residivis di Kupang Diamankan Polisi

Rampas Tas Hingga Difabel Cedera, Residivis di Kupang Diamankan Polisi

Sidang Pembacaan Tuntutan Eks Kapolres Ngada Diwarnai Aksi Massa

Sidang Pembacaan Tuntutan Eks Kapolres Ngada Diwarnai Aksi Massa

Komentar
Berita Terbaru