Penuhi Kebutuhan Gizi Siswa, Rumah Belajar di Kupang Kelola Pekarangan Jadi Kebun Bergizi
digtara.com - Upaya mendukung ketahanan pangan nasional juga dilakukan warga masyarakat secara mandiri dengan cara masing-masing.
Baca Juga:
- IRT di Amfoang Timur-Kupang Sembunyikan Bayi Yang Baru Dilahirkan Dibawah Bantal di Kursi Hingga Meninggal
- Beri Dukungan Moril Bagi Korban TPPO, Polda NTT dan Polresta Kupang Kota Beri Pendampingan Psikologi
- Kepala Imigrasi Kupang Minta Warga Laporkan Keberadaan WNA Yang Mencurigakan ke Pihak Berwajib
di Jalan Amanuban, RT 022/RW 005, Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, warga memanfaatkan lahan mereka menjadi lahan pangan bergizi.
Pekarangan pangan bergizi tersebut merupakan milik Yayasan Tefila Indonesia diketuai Sepriani Nenobahan, bersama Ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Tefila Elisabeth Imelda Mau, dan Ketua Kebun "KITA" (Kreatif, Inovatif, Transformatif dan Alkitabia), Adi Meltho Nomleni.
Pengelolaan lahan ini berawal dari keinginan pihak yayasan untuk menyediakan pasokan makanan bergizi bagi murid-murid mereka.
Adi Nomleni bersama rekan-rekannya kemudian memiliki ide untuk membuat kebun bergizi dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
"Kami melihat adanya pekarangan rumah yang masih kosong, sehingga kami manfaatkan untuk menanam sayur-sayuran dan tanaman obat-obatan," ungkap Adi Nomleni, Rabu (28/5/2025).
Secara swadaya, lahan dengan ukuran sekitar 500 meter tersebut dikelola dan dipakai untuk menanam berbagai jenis sayuran, diantaranya bayam hijau dan merah, sayur sawi caisim, selada, pakcoy, tomat dan terong.
Ada juga tanaman obat-obatan, yaitu okra, mint, sereh merah dan hijau, kunyit, jahe dan seledri.
"Okra merupakan tanaman obat dari Afghanistan, yang dipakai untuk membantu menurunkan kadar gula darah, melancarkan pencernaan, dan mencegah berbagai penyakit seperti kanker dan osteoporosis. Selain itu, okra kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan yang baik untuk tubuh," jelas Adi.
Penanaman sayuran di pekarangan rumah dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
"Selain dikonsumsi sendiri, sayur sayuran dan tanaman obat diberikan juga kepada warga sekitar," sebutnya yang berprofesi sebagai guru itu.
Kepala Sekolah Rumah Belajar Tefila, Maria Mnune menjelaskan, di rumah belajar setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu, terdapat delapan orang murid yang juga tinggal di lokasi tersebut.
"Selain belajar pengetahuan umum secara formal, kami juga mengajarkan anak-anak untuk bercocok tanam, mulai dari penyiapan pupuk organik, penebaran bibit, perawatan atau pemeliharaan tanaman itu, hingga panen," kata Maria.
IRT di Amfoang Timur-Kupang Sembunyikan Bayi Yang Baru Dilahirkan Dibawah Bantal di Kursi Hingga Meninggal
Beri Dukungan Moril Bagi Korban TPPO, Polda NTT dan Polresta Kupang Kota Beri Pendampingan Psikologi
Kepala Imigrasi Kupang Minta Warga Laporkan Keberadaan WNA Yang Mencurigakan ke Pihak Berwajib
Korban TPPO di Kupang 'Curhat' ke Polisi Tidak Digaji dan Alami Kekerasan Selama Bekerja di Batam
Naik Pohon Saat Mabuk Miras, Ayah Kades di Kupang Jatuh dan Meninggal Dunia