Keluarga Temukan Kejanggalan, Saat Dimandikan Kepala Korban Mengeluarkan Darah

digtara.com – Dua tahanan atas kasus polisi gadungan meninggal dunia di RS Bhayangkara Medan setelah sempat ditahan di sel tahanan Polsek Medan Sunggal. Keluarga menduga, korban meninggal akibat mengalami penganiayaan. Keluarga Temukan Kejanggalan
Baca Juga:
Merasa ada kejanggalan pada jenazah korban, Keluarga kedua korban pun mendatangi Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan untuk meminta kuasa terkait kejadian tersebut.
Adik korban Joko Dedi, Sri Rahyu menuturkan, awalnya korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk dirawat pada 25 dan 26 September 2020 lalu.
“Jadi awalnya Joko dibawa ke rumah sakit karena sakit. Katanya paru-paru dan sesak nafas. Kami sudah sempat jenguk juga,” tuturnya saat diwawancarai digtara.com di Kantor LBH Medan, Senin (5/9/2020).
Lalu tiba-tiba pihak keluarga mendapatkan kabar kembali bahwa Joko sakit lagi, dan harus masuk ke rumah sakit lagi.
Baca: Dua Polisi Gadungan Meninggal, Sempat Ditahan di Polsek Medan Sunggal
“Jadi kami awalnya dikabari hari Kamis 1 Oktober bahwa abang kami Joko sakit, terus kami jenguk di Polsek Sunggal dan kondisinya di situ sudah pucat dan di situ dia mengeluh kesakitan di kepala dan di dada,” ungkapnya.
Lalu, Sri menceritakan, keesokan harinya keluarga mendapatkan kabar dari pihak kepolisian Polsek Sunggal bahwa Joko kritis di RS Bhayangkara.
Meninggal Karena Sakit Paru-paru
Namun satu jam kemudian keluarga kembali mendapat kabar bahwa Joko sudah meninggal karena sakit paru-paru.
“Jadi keesokan harinya tiba-tiba jupernya menelepon kembali jam 7 bahwa Joko sekarat. Terus saya marah-marah kenapa baru dikabari sekarang. Lalu keluarga sampai jam 8:30 di RS Bhayangkara, abang saya itu sudah meninggal,” pungkasnya.
Sri menyebutkan bahwa saat dimandikan keluarga melihat bekas luka di kepala korban.
“Jadi saat dimandikan abang saya itu, kepalanya biru mengeluarkan darah. Terus dadanya juga biru,” kata Sri sambil meneteskan air mata.
Baca: Diduga Peras Anggota DPRD, Polda Sumut Bekuk 3 Polisi Gadungan
Pihak kelurga tak terima dengan kematian korban Joko dan meminta perlindungan hukum ke LBH Medan untuk mendampingi mengusut tuntas kasus ini.
“Kami merasa kematian abang saya itu tidak wajar, karena kami lihat waktu masuk ke dalam penjara sehat walafiat tidak ada punya riwayat sakit paru-paru. Sehingga kami datang ke LBH Medan untuk bisa menjadi kuasa kami dan meminta keadilan,” cetusnya.
Keluarga Menduga, Korban Meninggal di Tahanan
Sementara itu, abang korban Rudi, Irwansyah menyebutkan bahwa adiknya juga mengalami luka akibat penganiyaan di bagian dada.
“Jadi adik kami itu ketika dimandikan pada tanggal 26 September itu badannya semua biru bekas dianiaya. Saya mendapatkan kabar dari dalam bahwa adik saya itu meninggal di dalam sel bukan di rumah sakit. Karena saya dapat kabar jam 3 sore terus kami datang langsung ambil jenazah,” jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa adiknya tersebut saat ditangkap di Polsek Sunggal tidak memiliki riwayat sakit paru-paru seperti yang disebutkan kepolisian sebagai penyebabnya.
“Adik saya itu sehat tidak ada sakit sewaktu ditangkap. Badannya dia itu tegap besar, jadi saya pikir ada oknum yang sengaja menganiaya dia. Kalau dia bersalah hukum sesuai ketentuan yang berlaku. Jangan sampai dibinasakan seperti ini adik kami itu,” tandas Irwansyah.
Wakil Direktur LBH Medan, Irvan Saputra menyebutkan bahwa pihaknya sudah resmi menjadi kuasa terhadap kedua korban meninggal dan menduga kematian keduanya diduga disiksa hingga berujung kematian.
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.
Keluarga Temukan Kejanggalan, Saat Dimandikan Kepala Korban Mengeluarkan Darah

Tahanan Rutan Pakjo Meninggal Dunia, Keluarga Curigai Ada Luka di Leher

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia
