Menohok! Sudah Habis Triliunan, Program Deradikalisasi Gagal

digtara.com – Program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah dinilai gagal. Padahal program tersebut sudah memakan anggaran hingga triliunan.
Baca Juga:
Demikian pernyataan Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP, TB Hasanuddin merespons aksi teror yang terjadi dalam tiga hari terakhir. Pertama di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, dan kedua di Mabes Polri, Jakarta.
“Saya sepakat operasi deradikalisasi di Indonesia itu gagal. Padahal, saya catat anggaran deradikalisasi itu mencapai triliunan rupiah,” kata TB kepada CNNIndonesia.com, Kamis (1/4).
Salah satu penyebab kegagalan deradikalisasi menurut TB Hasanuddin adalah metode dan teknik yang tersebar di kementerian, lembaga, hingga organisasi kemasyarakatan.
Menurutnya, metode dan teknik tersebut membuat deradikalisasi menjadi tidak terarah dan kerap diduplikasi.
“Kita harus rombak cara dan teknik deradikalisasi. Jangan lagi memposisikan seperti menggurui dengan mengatakan kalian yang radikal dan kami yang benar. Kita harus bisa masuk di antara mereka, bergaul dengan mereka dan bicara dari hati ke hati,” ujarnya.
Pensiunan TNI jenderal bintang dua itu menyebut penyebaran paham radikalisme saat ini mulai menyasar kaum milenial yang notabene masih dalam proses pencarian jati diri. Mereka menjadi korban kampanye hitam segelintir orang demi kepentingan politik praktis.
Menggerakkan kaum muda menjadi pengantin, menjadi bomber dengan janji surga. Sementara para provokator duduk manis menikmati kehidupan dunia.
“Kenapa tidak mereka saja yang duluan memberi contoh masuk surga?” katanya.
TB mengatakan teroris bisa tumbuh dan bergerak sendiri atau dikenal dengan istilah lone wolf tidak tepat. Menurutnya, teroris tidak tumbuh dengan sendiri secara otomatis.
“Dia akan tumbuh di tempat yang situasinya mendukung, berkembang karena komunikasi sosial yang khusus dengan orang-orang tertentu. Dia tumbuh karena ada yang membina, bahkan dia punya idola sendiri. Bahwa dia bergerak sendiri, ya ini kebutuhan taktis saja,” ujarnya.
Sebelumnya, dua serangan terjadi di Indonesia. Serangan pertama berupa bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3).
Serangan kedua dilakukan seorang perempuan berinsial ZA, yang diduga teroris lone wolf, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (31/3). ZA langsung ditembak mati oleh petugas di lokasi.

Kecam Aksi TNI Serbu Kampung di Deliserdang Yang Tewaskan 1 Orang, TB Hasanuddin: Komandannya Harus Dihukum Berat!

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia
