Kasus Cabul Tinggi, Kapolres Minta Peran Para Tokoh Agama

Digtara.com | Kupang – Angka dan kasus pencabulan di Kota Kupang Provinsi NTT terutama pencabulan anak di bawah umur cukup tinggi.

Baca Juga:

• Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat
• Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS
• Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Tercatat hingga saat ini ada 50 laporan polisi yang diterima Polres Kupang Kota dan Polsek jajaran terkait kasus ini. Angka ini belum termasuk dengan kasus cabul yang dilaporkan warga Kota Kupang ke Polda NTT.

Tingginya kasus pencabulan anak di bawah umur ini mendorong Kapolres Kupang Kota AKBP Satrya Perdana P Tarung Binti, SIK memperbanyak silaturahmi dengan tokoh agama di Kota Kupang.

Pekan lalu, Kapolres Kupang Kota AKBP Satrya Perdana P Tarung Binti, SIK didampingi Kasat Reskrim Polres Kupang Kota Iptu Bobby Jacob Mooynafi, SH MH berkunjung dan melakukan silahturahmi dengan ketua Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (MS GMIT).

Kapolres Kupang Kota diterima Ketua MS GMIT Pdt Dr Merry Kolimon di ruang kerjanya di lantai II Kantor Sinode GMIT Jalan SK Lerik Kelurahan Kelapa Lima Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang Provinsi NTT.

Dalam pertemuan silahturahmi tersebut, Kapolres Kupang Kota menyampaikan beberapa hal penting antara lain agar warga gereja tidak terprovokasi atau memprovokasi situasi nasional dengan tetap menjaga tali persaudaraan dan keamanan dengan sesama warga Kota Kupang.

Kapolres Kupang Kota juga meminta agar warga Kota Kupang bijak dalam bermedia sosial yang baik. Selain itu selama ini banyak warga Kota Kupang yang menganggap hari Minggu adalah hari bebas tanpa menggunakan helm saat berkendaraan apalagi jika ke tempat ibadah.

Untuk itu, orang nomor satu di jajaran Polres Kupang Kota ini berharap agar warga tidak termakan stigma bahwa hari Minggu merupakan hari bebas helm bagi setiap pengendara sepeda motor.

Hal penting yang disinggung dalam pertemuan tersebut adalah tingginya kasus pencabulan dan penganiayaan di Kota Kupang.

Kapolres Kupang Kota memohon peran gereja untuk menekan angka kejahatan di Kota Kupang, seperti tingginya kasus pencabulan dan penganiayaan.

Menyikapi hal tersebut, ketua MS GMIT Pdt Dr Merry Kolimon mengapresiasi kerja keras Polres Kupang Kota selama ini sehingga Kota Kupang sampai sekarang tetap dalam suasana kondusif dan aman.

Gereja juga mendukung penuh tugas Kepolisian di Kota Kupang dan seluruh pesan Kamtibmas Kapolres Kupang Kota akan diteruskan ke warga gereja melalui suara gembala.

Kegiatan silahturahmi rutin dilakukan Kapolres Kupang Kota dengan tokoh agama dengan harapan masyarakat dapat mendukung dan membantu Polri khususnya Polres Kupang Kota dalam menjaga situasi dan kondisi sehingga tetap dalam suasana aman dan kondusif.

Ditemui secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Kupang Kota Iptu Bobby Jacob Mooynafi, SH MH menyebutkan kalau hingga saat ini atau sejak 1 Januari hingga 30 Juni 2019, ada 50 laporan polisi kasus di Kota Kupang.

“Dalam setiap tiga hari terjadi kasus cabul, pemerkosaan dan persetubuhan anak dibawah umur di Kota Kupang. Sementara kasus pencurian hampir terjadi setiap hari,” ujarnya.
Hal ini menjadi keprihatinan padahal upaya penegakan hukum terus dilakukan pihak kepolisian namun kasus percabulan terus terjadi.

“Polisi tidak stagnan dalam penanganan kasus namun terus berupaya agar tidak terjadi lagi kasus (percabulan) seperti itu,: tambah mantan Kasat Reskrim Polres Sikka Polda NTT ini.[win]