Murad Ismail Ditunjuk Jadi Ketua PDIP Maluku

digtara.com | AMBON – Murad Ismail resmi dilantik sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Maluku. Politisi yang kini menjabat sebagai Gubernur Maluku itu ditunjuk langsung oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri untuk masa jabatan 2019-2024.

Baca Juga:

• Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat
• Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS
• Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Untuk mendampingi Murad, Edwin Adrian Huwae yang kini duduk sebagai Ketua DPRD Maluku ditunjuk sebagai Sekretaris DPD PDIP Maluku. Pelantikan keduanya dilakukan Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun di Baileo Siwalima Jalan Karang Panjang Kota Ambon, Minggu 21 Juli 2019 malam kemarin.

Kepada digtara.com, Murad Ismail mengaku selama ini, kepemimpinan di PDI Perjuangan Maluku dipimpin oleh orang-orang dari kalangan kristen, sehingga image terhadap PDI Perjuangan Maluku identik dengan komunitas kristen.

“Mengingat selama ini persepsi terhadap partai ini bermacam-macam, sehingga mungkin saya diutus untuk merubah semua image yang selama ini ada di Maluku terhadap PDI Perjuangan Maluku,” ujar Murad.

Dia juga mengaku, diangkat jadi Ketua DPD untuk merubah image terhadap partai tersebut. Dia berharap, PDI Perjuangan Maluku dibawah kendalinya ini dapat merubah segala persepsi publik terhadap PDI Perjuangan di Maluku.

“Sekarang ini kita mau rubah image terhadap partai, karena itu pesan dari pimpinan pusat partai. Oleh karena itu, saya diangkat untuk merubah image. Karena diwilayah lain, tidak ada image yang macam-macam seperti di Maluku,” jelas mantan Dankorps Btimob Polri itu.

Untuk merubah persepsi publik di Maluku terhadap partai berjuluk moncong putih itu, dia berencana merekrut orang-orang yang masuk dalam komposisi kepengurusan, baik dari kalangan ormas-ormas seperti NU, Muhammadiyah maupun ormas islam lainnya, agar image tidak terbangun seperti sekarang.

“Jabatan ini adalah amanah. Kalau diberikan tanggungjawab, saya tidak pernah main-main menjalankannya. Ini juga akan menjadi bencana bagi saya jika saya tidak bisa jujur dan adil serta tidak bisa jadi bijak dalam menjalankan amanah,” tandasnya.

[AS]