Selama Operasi Ketupat Turangga 2019, Kejahatan di NTT Menurun

Digtara.com | KUPANG – Kejahatan berupa tindak pidana di wilayah NTT menurun drastis selama pelaksanaan operasi Ketupat Turangga 2019. Operasi Ketupat Turangga 2019 digelar sejak 28 Mei 2019 dan berakhir pada 10 Juni 2019.
Baca Juga:
Gelar apel konsolidasi pasca operasi Ketupat Turangga 2019 dalam rangka pengamanan Idul Fitri 1440 Hijriah kesiapan pengamanan sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di mahkamah konstitusi tanggal 14 juni 2019.
Apel dipimpin Waka Polda NTT Brigjen Pol Drs Johanis Asadoma, M.Hum didampingi pimpinan Korem 161/Wirasakti, Lantamal VII Kupang dan Lanud El Tari Kupang.
Waka Polda NTT Brigjen Pol Drs Johanis Asadoma, M.Hum pada kesempatan tersebut mengemukakan kalau apel konsolidasi ini merupakan bentuk kegiatan pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan operasi yang telah digelar dan memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan pasca operasi ketupat turangga 2019 yang dilaksanakan selama 13 hari.
Operasi Ketupat Turangga 2019 ini merupakan operasi yang bersifat terbuka dalam bentuk operasi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat melibatkan 3.269 personel gabungan TNI, Polri, Dinas perhubungan dan Satpol PP serta mitra Kamtibmas lainnya diantaranya 196 personel Polda NTT, 825 personel Polres jajaran serta 2.248 personel instansi terkait.
Disebutkan bahwa selama pelaksanaan operasi Ketupat Turangga 2019 jumlah kejahatan mengalami penurunan 25.45 %, kejahatan konvensional turun 59.24%, Kejahatan transnasional turun 100%, kejahatan yang merugikan negara turun 100% dan kejahatan berimplikasi kontijensi naik 100%.
Selain itu untuk kejahatan menonjol seperti penganiayaan berat, pencurian kendaraan bermotor, pencurian dengan kekerasan, pencurian berat mengalami penurunan.
Terkait dengan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas selama pelaksanaan operasi Ketupat Turangga 2019 disebutkan mengalami penurunan 48.52%, korban meninggal dunia turun 45.45%, korban luka berat tetap (19 orang pada tahun 2018 maupun pada tahun 2019). Korban luka ringan turun 66.94%.
Sedangkan untuk pelanggaran lalu lintas, jumlah pelanggaran mengalami kenaikan 35.18% dan untuk teguran mengalami kenaikan 144% serta tilang mengalami penurunan 49.74%.
“Operasi Ketupat Turangga 2019 dalam rangka pengamanan Idul Fitri 1440 H berjalan dengan aman dan kondusif walaupun ada gejolak harga tiket pesawat terbang menyebabkan pengguna moda transportasi udara beralih menggunakan kapal dan kendaraan pribadi yang berdampak meningkatnya aktivitas penyeberangan arus kendaraan pribadi disepanjang jalur mudik dan arus balik,” ujar Waka Polda NTT.
Dari hasil evaluasi, kejahatan selama operasi Ketupat Turangga 2019 menurun jika dibandingkan dengan operasi yang sama di tahun 2018. Penurunan terjadi karena penggelaran operasi yang berbeda. Pada tahun 2018 waktu operasi selama 16 hari dan tahun 2019 selama 13 hari.
“Dan telah dilaksanakan penggelaran maksimal personel pengamanan pada wilayah rawan kejahatan,” ungkap jenderal bintang satu ini.
Keberhasilan dalam operasi Ketupat Turangga 2019 ini diakui Waka Polda NTT merupakan bentuk sinergitas Polri, TNI dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat yang telah bekerja keras mengerahkan segenap sumber daya dalam pengamanan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2019 serta diharapkan dapat terus ditingkatkan.
Apel konsolidasi dalam rangka berakhirnya operasi Ketupat Turangga 2019 dan persiapan pengamanan sidang PHPU tahun 2019 di Mapolda NTT ditandai dengan pencopotan pita operasi oleh Waka Polda NTT kepada perwakilan TNI, Polri, Dinas Perhubungan, Badan SAR dan Satpol PP.

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
