Sabtu, 27 September 2025

Paparkan Soal Perbaikan Pangan, Moeldoko Dikritik Mahasiswa Di Medan

Redaksi - Selasa, 12 Maret 2019 12:42 WIB
Paparkan Soal Perbaikan Pangan, Moeldoko Dikritik Mahasiswa Di Medan

digtara.com | MEDAN – Paparan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terkait kondisi pangan di Indonesia mendapat kritik dari mahasiswa saat berlangsungnya Temu Nasinal XI BEM Nusantara di Kampus Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Selasa (12/3/2019). Kritik ini dilontarkan salah seorang mahasiswa bernama Linda Herman dari Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR) sesaat setelah Moeldoko memaparkan kondisi pangan Indonesia yang menurutnya semakin membaik berkat keberhasilan program pemerintah.”Kondisi pangan di Indonesia terus membaik,” ujar mantan Panglima TNI itu.

Baca Juga:

Pada sesi tanya jawab, pernyataan ini langsung diprotes oleh Linda. Ia mengatakan berbagai upaya perbaikan kondisi pangan di Indonesia yang dipaparkan oleh Moeldoko tidak sepenuhnya relevan dengan kondisi di lapangan. Salah satu contoh yang dikemukakannya yakni soal sinergitas antar instansi, antara pemerintah pusat dan daerah termasuk dengan dinas-dinas pertanian yang masih sangat minim.

“Kita melihat saat ini, Menteri Pertanian sibuk bekerja memperbaiki kondisi pertanian kita. Sedangkan sinergisitas, dasarnya sendiri tidak diperbaiki. Petani dibiarkan beggitu saja . Menanam padi sendiri, tanpa perbaikan benih, itu masih kurang,” ujarnya.

Selain itu katanya, pemerintah juga belum melakukan kerjasama dengan bank untuk menyediakan kredit untuk petani. Belum lagi persoalan di Dinas pertanian di Pemda yang terkesan abai dengan kondisi petani.

Moeldoko langsung menanggapi kritik Linda. Kata dia, soal sinergisitas masih menjadi masalah.

“Koordinasi, sinergisitas, kolaborasi sebuah kata yang mudah dikatakan. Tapi sulit dilakukan. Kenapa ada perbedaan, kebijakan, pandangan di ruang publik melihat dengan jelas antara menteri perdagangan dan menteri pertanian,” ujarnya.

Bahkan, Moeldoko juga sudah pernah mengumpulkan para kementrian dan instansi terkait untuk membahas secara jeli permasalahan pertanian di Indonesia.

“Kelemahan orang Indonesia ini masih berputar putar di sekitar data. Itu yah sungguh menjadi perasoalan. Sebagai contoh tadi. Untuk meluncurkan data BPS bahwa. Saat ini kita mengalami penurunan luas lahan baku itu sebuah perdebatan. Bukan sesuatu yang mudah,” tukas laki-laki berkacamata itu.

Sebelumnya, Moeldoko memaparkan, jika pemerintah terus memperbaiki kondisi pertanian. Tahun lalu, Indonesia surplus beras hingga 3,1 juta ton.

“Tapi mungkin ada yang bertanya kenapa kalau Surplus masih impor,?” Imbuhnya.

Jumlah beras yang surplus, lanjutnya, sudah tersebar di pasar. Gudang stok nasional juga menjadi kosong.

“Untuk itu stok nasional itu harus diisi, diisinya gak boleh kurang dari 100 juta ton. Kenapa demikian, kalau nanti terjadi sesuatu yang emergensi (bisa dikeluarkan), kita impor itu butuh waktu. Untuk itulah kita masih memerlukan impor. Impor beras bukan hal baru,” pungkasnya.(JNI)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru