Ada yang Lebih Ngeri dari Covid-19 Sedang Mengancam!

digtara.com – Saat ini dunia memang sedang dilanda pandemi Covid-19. Tapi, bencana masa depan justru dianggap lebih ngeri dibanding Covid-19 tersebut. Apa itu?
Baca Juga:
Sebanyak 14 ribu ilmuwan dunia menyebut bahwa Bumi saat ini mendekati titik kritis iklim yang sangat mengkhawatirkan.
Mengutip Al Jazeera, para ilmuwan mengungkap negara-negara secara konsisten gagal mengatasi eksploitasi berlebihan terhadap Bumi.
“Kami mencatat lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam bencana terkait iklim, termasuk banjir di Amerika Selatan dan Asia Tenggara, gelombang panas dan kebakaran hutan yang memecahkan rekor di Australia dan AS, dan topan yang menghancurkan di Afrika dan Asia Selatan,” tulis pernyataan ilmuwan itu yang diunggah di jurnal BioScience.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, salah satu bencana akibat perubahan iklim yakni, geohidrometeorologi.
“Negara kita Indonesia ini memiliki risiko bencana geohidrometeorologi yang tinggi. Jumlah kejadian bencana geohidrometeorologi meningkat signifikan setiap tahunnya,” ujarnya.
Apa itu geohidrometeorologi yang disebut oleh Presiden Jokowi?
Dikutip dari National Geographic, pada dasarnya, bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang disebabkan oleh parameter-parameter meteorologi, seperti suhu, tekanan, curah hujan, angin, kelembapan, dan yang lainnya. Contoh bencana ini meliputi banjir, kekeringan, badai, dan tanah longsor.
Biden Sebut Jakarta
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tiba-tiba menyebut Indonesia khususnya Jakarta, terkait perubahan iklim. Bencana yang lebih ngeri dibanding Covid-19.
“… Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?”
Perubahan iklim menyebabkan naiknya permukaan laut. Ribuan orang bisa kehilangan tempat tinggal, mata pencarian dan kehidupan.
Menkeu Sri Mulyani juga mewanti-wanti soal bencana perubahan iklim yang tidak bisa dihindari oleh semua negara.
Sebab, makin suatu negara membangun maka mobilitas akan semakin tinggi dan penggunaan energi semakin besar, maka tekanan bagi sumber daya alam menjadi makin sangat nyata,
“Sama seperti pandemi, tidak ada satu negara yang bisa escape atau terbebas dari ancaman climate change. Bahkan sama seperti pandemi, negara yang paling tidak siap dari sisi sistem kesehatannya, dari sisi kemampuan fiskalnya, dari sisi disiplinnya dan dari kemampuan untuk mendapatkan vaksin dan melakukan vaksinasi mereka mungkin akan terkena paling berat dampaknya dari pandemi,” kata dia.

Isu Perubahan Iklim Masih Sangat Obtektif dalam Pembangunan

Peneliti dan Jurnalis berkolaborasi Atasi Perubahan Iklim

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya
